Langsung ke konten utama

Search Content, Social Content dan Optimalisasi YouTube pada Blog

Search Content or Social Content ?

Pada saat kita mengisi blog kita dengan sebuah content, kita biasanya berusaha membuatnya dengan sangat menarik, berkualitas dan informatif, dengan harapan dapat menjadi viral di media sosial dan bisa masuk peringkat di mesin pencari google. Tetapi boro-boro bisa mendapat peringkat di mesin pencari google, di social media pun cuma segelintir yang memberi likes atau komentar. Hadewwwhhh pe er banget yaaaaa mendapatkan banyak pembaca blog. Apa yang biasanya salah ? Menurut Niko Riansyah, Digital Marketing Specialist dari CNI, bukan kontennya yang salah, tetapi biasanya adalah positioning artikelnya; jadi, memang harus dibedakan mana artikel yang search konten mana yang sosial konten. Niko membagikan pengalamannya mengenai Search Content dan Social Content agar dapat mencapai harapan kita pada hari Minggu 28 Mei 2017 atas prakarsa dari komunitas ISB berkolaborasi dengan CNI. 


dokumen pribadi
Untuk bisa mendapat peringkat di mesin pencari google, harus diketahui apa yang disukai oleh google, yaitu yang navigational, informational dan transactional. Sebuah halaman website minimal memiliki product page, home page, about us, FAQ dan evergreeen blog posts (artikel dengan informasi detail, menyeluruh dan jelas). Jadi harus ada SEO yang benar, ada keywordnya dan deskripsinya jelas. Setiap halaman harus di tempelin SEO, coba cek dengan menggunakan SEO Worker.com sehingga bisa mengetahui kekurangan website kita.

Search Content itu terkait dengan kebiasan pembaca mencari informasi yang bermanfaat pada mesin pencari google. Jadi fokus dengan niche blog kita saja, misalnya kita punya blog travel, perbanyak konten travelling dan seluk beluknya. Syarat lainnya adalah web kita jangan berat untuk masuknya, harus responsif sehingga pembaca tidak malas melanjutkan berselancar di website kita. Pembaca harus di manjakan dengan tampilan yang bagus sehingga betah berada di website kita. Konten yang biasanya dicari adalah yang mereka butuhkan, informasinya jelas, rinci dan dapat di percaya. Lebih banyak untuk menjawab keinginan pembaca. Misalnya : bagaimana cara menuju suatu tempat dengan kendaraan umum, 10 tujuan wisata yang wajib dikunjungi dll.

Kalau social content akan terkait dengan jenis sosmednya, FB / twitter / instagram atau YouTube. Untuk social content, penulis ada dalam pihak yang menawarkan informasi yang dibutuhkan sehingga pembaca mau likes, komen dan share postingan. Fokus sosial media lebih ke awareness dan perlu mencari topik yang hits agar memiliki banyak engagement dan memang lebih emosional. Karena rata-rata saat ini pembaca lebih mengakses via mobile, perhatikan tampilan mobile dan kecepatan akses.

Optimasi YouTube

Materi mengenai YouTube ini di bawakan oleh ibu 4 anak yang sangat energik dan memiliki segudang aktivitas sebagai MUA, Videographer dan Content Creator bernama Yonna Kairupan. Cara pembawaannya yang semangat 45 dan sangat memotivasi banyak memberikan inspriasi pada peserta sesi ini. Menurut Yonna, banyak faktor mengapa orang tidak mencoba mengisi akun YouTube nya, seperti tampak pada slide presentasinya.

dokumen pribadi
Yonna tidak pernah belajar tentang pembuatan video tetapi tidak ragu memulai mengisi konten di YouTube dan saat ini memiliki hampir  8.000 subcriber (pernah hilang 2.000 subcriber karena kesalahan yang dilakukan). 

Untuk mulai membuat video dan di upload ke YouTube harus menyadari bahwa : 

  1. Content creator YouTube < 1 milyard sedangkan pelaku online di dunia ini > 5 milyard orang. 
  2. Hanya perlu akun gratis dan smartphone yang dapat membuat video. Tidak perlu bagus pada awalnya karena nantinya pasti berkembang
  3. Tidak perlu bakat karena menampilkan diri kita sendiri tetapi harus ada nilainya. Jangan cuma dadah dadah, hallo saya lagi menuju venue.... Wekkkksss apa valuenya ?
  4. Waktu yang diperlukan tidak banyak asal konsisten
  5. Koneksi cuma perlu di share ke sosmed dan perbanyak kontak.
  6. Pasti ada yang mau nonton karena gaya kita pasti berbeda.
Untuk memulai mengisi konten di YouTube :


  1. Kenali diri anda : apa kelebihan dan kekurangan diri kita. introvert atau ekstrovert, lemah lembut atau seru. Cari orang yang netral yang bisa memberi masukan pada kita.
  2. Fokus : harus jelas mau bikin apa, niche youtube kita itu apa, jangan terlalu umum karena orang bisa batal subcribe. Bisa saja mereview produk apa saja tapi sudut pandangnya sesuai niche kita. Pelajari siapa target audience kita ?
  3. Value : berikan informasi / mendidik / menginspirasi 
  4. Start and do it yourself independently. Jangan analisa dan perfectionis, mulai saja dan kita akan berkembang dengan cepat. 
  5. YouTube Search : posting yang sedang hitz supaya dapat terpampang dalam halaman pertama 
  6. Konsistensi : buatlah video sekaligus untuk di upload berkala dalam sebulan sehingga kita terlihat oleh algoritma mesin pencari YouTube. YouTube hanya ingin creator yang bisa membawa kembali ke YouTube dan akan merekomendasikan video untuk penonton. 
  7. Ready for hater : selalu ada yang tidak suka seperti juga di dunia nyata
  8. Share di social media : promosikan video anda di channel sosial media dan berkali-kali.

Yesssssss, begitulah tambahan ilmu yang diberikan oleh komunitas ISB bekerjasama dengan perusahaan MLM CNI yang sudah eksis di Indonesia > 30 tahun.

Mari mulai ber YouTube....

Komentar

  1. Ayo bikin video nya Mba Mey :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. masih kurang pe de... tapi akan di coba teh, ada beberapa topik yang aku sangat suka dan kayanya kalau udah berani bakal aku upload

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menghargai yang terlambat ? No way

Dua bulan ini saya menghadiri banyak acara bagus-bagus yang di selenggarakan oleh beberapa perusahaan besar. Senang rasanya karena banyak yang saya pelajari dalam berbagai acara tersebut. Dari berbagai acara yang saya hadiri, ada yang di kelola dengan baik tetapi secara rata-rata saya kecewa dalam satu point penting, yaitu mengenai jadwal di mulainya acara. Saya memang orang yang memiliki kejelekan "terlalu tepat waktu" sehingga saya selalu merasa terganggu dengan waktu yang tidak jelas dan tidak sesuai jadwalnya. Buat saya awal yang baik adalah kunci kesuksesan dan untuk sebuah acara, dan awal yang baik adalah mulainya acara tepat waktu. Tentunya selain keramahan panitia, menariknya acara itu sendiri, terpenuhinya kepentingan saya di acara tersebut, dll. dokumen pribadi Mengamati beberapa acara dalam dua bulan ini dan mengingat banyaknya acara yang saya hadiri di sepanjang kehidupan saya, jujur saya merasa ada yang salah dengan urusan waktu ini.  Untuk kesekian

Memilih kaca film untuk mobil

Kali ini saya ingin berbagi mengenai seluk beluk kaca film mobil. Buat saya pribadi, kaca film di butuhkan karena sebagai pengendara perempuan, risih rasanya jika terlihat langsung dari luar mobil saat berkendara dan juga agak serem jika terlihat sedang berkendara sendirian melewati jalanan sepi di malam hari. Kejahatan bisa terjadi dimana saja dan tidak memandang jenis kelamin siy, tetapi tetap saja kalau perempuan kayanya lebih dipilih sebagai sasaran empuk, yaaa...   Ternyata banyak juga kegunaan lain dari kaca mobil selain hal tersebut di atas. Saya mendapatkan informasi ini dari acara yang di selenggarakan oleh Mobil 123 sebagai  portal otomotif nomor 1  dan  V Kool Indonesia  bekerjasama dengan Indonesian Social Blogprerneur (ISB) pada hari Rabu, 26 Juli 2017 kemarin di V Kool Flagship, jalan Trembesi, Jakarta Utara. Jadi apa saja ya kegunaannya ?  Menahan sinar matahari masuk langsung ke dalam mobil Tanpa menggunakan kaca film, suhu dalam mobil saat parkir menjadi leb

Tingkatkan Kemampuan Anak Dengan Belajar Di Luar Kelas

Belajar untuk orang-orang jaman old itu duduk manis, tangan dilipat sambil melototin buku di depan mata, gitu deh.... Padahal sebagai orang yang pernah menjadi anak-anak, semestinya kita menydaari bahwa model belajar diluar kelas justru lebih melekat hasilnya. Tidak hanya terbatas untuk anak-anak; sebagai orang dewasa, kita juga lebih rileks berada di luar ruangan di bandingkan harus terkungkung dalam cubical ruang kantor toh? Anak saya adalah salah satu pecinta kegiatan belajar di luar kelas. Itu sebabnya saat dia masih SD, guru-gurunya sangat kerepotan dengan polahnya di kelas. Anak saya tidak bisa duduk manis di kelas dan diam. Pola belajar di sekolahnya saat itu sebagian besar di dalam kelas sehingga mengakibatkan dia agak tersiksa. Setiap saat dia berkeliling kelas, melihat-lihat tugas teman-temannya dan terkesan mengganggu ketertiban.  Banyak teman-temannya yang menganggap anak saya "berbeda dan aneh" sehingga terjadi "bulliying" terhadapnya. Saat dit