Langsung ke konten utama

Tarif listrik tidak naik, kata siapa ?

Saya membaca banyak sekali postingan di sosial media mengenai kenaikan tarif listrik yang terkesan sangat tidak adil oleh sebagian masyarakat. Benarkah tarif listrik naik ? Sebagai emak-emak yang setiap bulan beli pulsa listrik untuk meteran saya pastinya rempong untuk masalah satu ini yaaaa.... Secara segala macem biaya rumah tangga naik, masa iya kudu sisihin lagi buat kenaikan tarif listrik. Saya menemukan jawabannya saat mengikuti acara buka bersama dengan Biro Komunikasi, Layanan inormasi Publik dan Kerjasama, Sekjend Kementerian ESDM hari Rabu, 7 Juni 2017 di Bakoel Koffie, Cikini. Jawabannya YA dan TIDAK. Nah loooo, gimana maksudnya ? Makanya kalau dapat informasi jangan langsung nyolot ya makkkkk... Baca dulu yang bener informasi lengkap komplit beserta latar belakangnya kalau perlu. Biar gak "kudet" dan ikutan nyebar "hoax".  

dokumen pribadi
Jadi yang sebenarnya terjadi saat ini adalah bahwa subsidi listrik di tata ulang dengan memperhatikan kelayakan si penerima subsidi, sehingga pemberian subsidi benar-benar tepat sasaran. Sebagai pembayar pajak, pasti kita juga ogah banget yaaaaa merelakan sebagian pajak yang kita bayar untuk orang-orang yang tidak berhak menerima subsidi. Kalau untuk yang benar-benar butuh, tentu saja kita senang donk bisa berbagi listrik dengan sebagian masyarakat yang saat ini masih merindukan terangnya lampu neon. Cieeee... 
Trus kenapa harus di tata ulang ? Karena sebelum kebijakan mengenai subsidi listrik tepat sasaran, seluruh pelanggan dengan daya 450/900 VA di berikan subsidi tanpa melihat kemampuan mereka. Akhirnya terjadilah akal-akalan seperti adanya 4 meteran di satu rumah mewah @900 VA, rumah kost-kost an dengan banyak meteran subsidi dan lain-lain. Tidak fair untuk rakyat miskin. 

dokumen pribadi - slide presentasi ESDM
dokumen pribadi - slide presentasi
Berdasar raker MESDM dengan Komisi VII DPR RI tanggal 22 September 2016, mulailah di bahas mengenai kebijakan tepat sasaran ini dan kemudian dimulailah kerjakeras untuk mendata golongan yang memenuhi kriteria mendapat subsidi, yang di sebut rakyat miskin dan rentan miskin. Kriterianya terdiri dari komposit puluhan variabel dari identitas RTS, program fakir miskin, kepemilikan aset, dll.

dokumen pribadi - slide presentasi
Intinya dari penjelasan pada saat itu adalah sebagai berikut :

  1. Tidak ada kenaikan tarif listrik untuk rakyat miskin dan rentan miskin
  2. Terdapat kenaikan / penyesuain tarif akibat dicabutnya subsidi untuk sebagian pelanggan listrik 900 VA yang memang tidak tergolong pada penerima subsidi. Subsidi dicabut sejak 1 Januari 2017 dan secara bertahap akan naik menyesuaikan menuju tarif normal. 
  3. Pencabutan subsidi ini juga untuk membantu ribuan desa di tanah air yang belum menikmati aliran listrik
  4. Yang masih mendapat subsidi adalah masyarakat miskin dan rentan miskin yang terdaftar dalam Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin, termasuk pemegang kartu KIS dan KIP, Usaha Mikro Kecil Menengah dan golongan tarif sosial.
  5. Untuk para pelanggan yang saat ini tidak terdaftar dalam Data terpadu tetapi merasa termasuk dalam golongan miskin dan rentan miskin dapat mengajukan pengaduan dissertai bukti-bukti valid  mengenai hal tersebut.

dokumen pribadi - slide presentasi
Jadi emak-emak tersayang, jangan keburu nyolot deh urusan listrik ini. Kumpulkan data lebih lengkap daripada malu setelah mangap... Ok mak ???

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menghargai yang terlambat ? No way

Dua bulan ini saya menghadiri banyak acara bagus-bagus yang di selenggarakan oleh beberapa perusahaan besar. Senang rasanya karena banyak yang saya pelajari dalam berbagai acara tersebut. Dari berbagai acara yang saya hadiri, ada yang di kelola dengan baik tetapi secara rata-rata saya kecewa dalam satu point penting, yaitu mengenai jadwal di mulainya acara. Saya memang orang yang memiliki kejelekan "terlalu tepat waktu" sehingga saya selalu merasa terganggu dengan waktu yang tidak jelas dan tidak sesuai jadwalnya. Buat saya awal yang baik adalah kunci kesuksesan dan untuk sebuah acara, dan awal yang baik adalah mulainya acara tepat waktu. Tentunya selain keramahan panitia, menariknya acara itu sendiri, terpenuhinya kepentingan saya di acara tersebut, dll. dokumen pribadi Mengamati beberapa acara dalam dua bulan ini dan mengingat banyaknya acara yang saya hadiri di sepanjang kehidupan saya, jujur saya merasa ada yang salah dengan urusan waktu ini.  Untuk kesekian

Memilih kaca film untuk mobil

Kali ini saya ingin berbagi mengenai seluk beluk kaca film mobil. Buat saya pribadi, kaca film di butuhkan karena sebagai pengendara perempuan, risih rasanya jika terlihat langsung dari luar mobil saat berkendara dan juga agak serem jika terlihat sedang berkendara sendirian melewati jalanan sepi di malam hari. Kejahatan bisa terjadi dimana saja dan tidak memandang jenis kelamin siy, tetapi tetap saja kalau perempuan kayanya lebih dipilih sebagai sasaran empuk, yaaa...   Ternyata banyak juga kegunaan lain dari kaca mobil selain hal tersebut di atas. Saya mendapatkan informasi ini dari acara yang di selenggarakan oleh Mobil 123 sebagai  portal otomotif nomor 1  dan  V Kool Indonesia  bekerjasama dengan Indonesian Social Blogprerneur (ISB) pada hari Rabu, 26 Juli 2017 kemarin di V Kool Flagship, jalan Trembesi, Jakarta Utara. Jadi apa saja ya kegunaannya ?  Menahan sinar matahari masuk langsung ke dalam mobil Tanpa menggunakan kaca film, suhu dalam mobil saat parkir menjadi leb

Tingkatkan Kemampuan Anak Dengan Belajar Di Luar Kelas

Belajar untuk orang-orang jaman old itu duduk manis, tangan dilipat sambil melototin buku di depan mata, gitu deh.... Padahal sebagai orang yang pernah menjadi anak-anak, semestinya kita menydaari bahwa model belajar diluar kelas justru lebih melekat hasilnya. Tidak hanya terbatas untuk anak-anak; sebagai orang dewasa, kita juga lebih rileks berada di luar ruangan di bandingkan harus terkungkung dalam cubical ruang kantor toh? Anak saya adalah salah satu pecinta kegiatan belajar di luar kelas. Itu sebabnya saat dia masih SD, guru-gurunya sangat kerepotan dengan polahnya di kelas. Anak saya tidak bisa duduk manis di kelas dan diam. Pola belajar di sekolahnya saat itu sebagian besar di dalam kelas sehingga mengakibatkan dia agak tersiksa. Setiap saat dia berkeliling kelas, melihat-lihat tugas teman-temannya dan terkesan mengganggu ketertiban.  Banyak teman-temannya yang menganggap anak saya "berbeda dan aneh" sehingga terjadi "bulliying" terhadapnya. Saat dit