Langsung ke konten utama

Cuti Hamil 6 bulan untuk generasi yang lebih baik

Saya adalah salah satu karyawati yang berhenti bekerja saat memiliki buah hati. Mengapa ? Saat itu saya punya karir yang sangat baik sebagai pemimpin cabang di sebuah bank swasta dan banyak orang menyayangkan saya berhenti bekerja. Saya mendapatkan jabatan itu dalam usia yang tidak lazim di masa itu karena rata-rata usia pejabat pemimpin saat itu > 40 tahun, sedangkan saya berusia 30 tahun saat memperolehnya.

Anak saya tidak mendapatkan ASI karena sama sekali tidak keluar dengan berbagai cara dan hanya menjadi "anak sapi" dan saya sadar bahwa akan ada yang "kurang" dari anak saya jika saya tetap bekerja, apalagi dia lahir prematur dalam usia 8 bulan. Saya bekerja 200 km jauhnya dari anak ganteng kesayangan itu dan saat usianya 5 bulan, saya berhenti bekerja karena harus menunggu perusahaan mendapatkan pengganti saya.

Datang pada acara "Tumbuh Kembang Anak dan Kebijakan Perusahaan" pada tanggal 29 Agustus 2017 di hotel Double Tree Jakarta Pusat, saya merasa bahwa saya melakukan hal yang tepat dengan berhenti bekerja. Dijelaskan dalam acara itu, bahwa 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) anak sangat berperan dalam optimasi tumbuh kembangnya. Jika dalam 270 hari masa kehamilan hingga 2 tahun, anak kekurangan asupan nutrisi kesehatan dan kasih sayang, anak dapat terkena dampak permanen seperti gangguan pertumbuhan tinggi badan, kecerdasan otak yang kurang dan kurangnya percaya diri. Wahhhhh serem membayangkan kondisi seperti itu karena anak saya cuma semata wayang.

Tetapi saya sadar, tidak semua perempuan bisa memiliki pilihan untuk berhenti bekerja seperti saya. Jadi,  bagaimana dengan "keterpaksaan" tetap bekerja tetapi dapat memenuhi minimal ASI ekslusif selama 6 bulan ? Mungkin para perempuan ini perlu bekerja di group perusahaan Danone Indonesia. Hahaha itu menurut saya ya... Karena group perusahaan ini menetapkan 6 bulan cuti hamil dan melahirkan  untuk para karyawatinya dan bahkan untuk karyawan mendapat 10 hari cuti karena istrinya melahirkan. Luar biasa yaaaa..

Kembali ke cerita saya, saya kembali bekerja saat anak saya berusia 4 tahun dan mulai sekolah. Dan saya berkecimpung di dunia Human Resource yang terkait langsung dengan masalah cuti-cutian ini. Jadi, saya membayangkan jika saya masih ada di posisi HR, apa kata pemilik perusahaan jika saya mengajukan perubahan waktu cuti melahirkan. Ada banyak pertanyaan yang saya yakin akan diajukan oleh boss saya dan pasti ada pertanyaan ini :
1. Siapa yang akan menggantikan karyawati yang cuti 6 bulan ? Apakah bisa dirangkap oleh yang ada karena tidak ada dana untuk karyawan baru. ***hiksss
2. Bagaimana dengan gaji karyawati yang cuti 6 bulan ? Bisa tidak total biaya yang dibayar tetap seperti saat cuti 3 bulan ? ***hiksss
Ujungnya kok duit ya ? Tapi kelihatannya akan begitu....

Lalu apa yang dilakukan Danone dan apakah hal tersebut tidak dibahas ? Dengan kapasitas perusahaan seperti itu, pasti sudah diperhitungkan semua hal dan jika saat ini Danone sudah memberlakukannya selama lebih dari 1 tahun, artinya manfaatnya di rasa lebih baik.  Dan memang demikian halnya, seperti yang dijelaskan oleh Bapak Evan Indrawijaya, direktur HR ELN Danone Indonesia, dimana para karyawan dan karyawati lebih loyal pada perusahaan karena merasa "di wong ke". Karyawati kembali bekerja dengan rasa lebih puas karena merasa perusahaan memiliki Parental Policy,  yang memberikan support terhadap keluarga dan tidak hanya Business Oriented. Turn over karyawati akibat melahirkan menurun karena karyawati merasa sudah dapat mencukupi kebutuhan ASI ekslusif.

Parental Policy ini tentunya didukung oleh pemerintah seperti dikemukakan oleh ibu Rohita Kurniadi Sari, SH MSI dari Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Juga oleh Asosiasi Perusahaan Sahabat Anak yang diwakili oleh ketua umum nya, bapak Luhur Budijarso, dan sejalan dengan penjelasan Dr. dr. Rini Sekartini SpAK, dokter anak tentang perlunya 1000 HPK.

OK... Semoga kebijakan perusahaan seperti yang diterapkan Danone akan dapat dilakukan oleh perusahaan-perusahaan lainnya di Indonesia demi generasi Indonesia ke depan yang lebih baik.

Komentar

  1. Semua ibu bekerja pasti lbh semangat y mba klau perusahaan tmpt bekerja seperti pt danone, peduli akan kesejahteraan karyawan wanitany

    BalasHapus
    Balasan
    1. kayanya begitu, secara namanya emak2 pasti anak tetep nomor 1 yakssss

      Hapus
  2. Tidak semua perusahaan memberikan perhatian yang lebih seperti Danone ini ya mba, makanya aku sebut ini perusahaan langka. Rata2 perusahaan lain lebih memperhitungkan uangnya, yah seperti cerita mba yg baru mau memberi insiatif tp udah kepikiran bakal ngomong bgtu bosnya.... Hahaha. Hhmm.... Danone memang luar biasa.

    BalasHapus
  3. Karir dan buah hati adalah pilihan yg lumayan berat, tapi bagaimanapun anak yg paling istimewa ya mba... Sukses untuk si Ganteng

    BalasHapus
  4. Semoga banyak perusahaan yang lain mengikuti jejak kebijakan cuti melahirkan 6 bulan ya mba

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menghargai yang terlambat ? No way

Dua bulan ini saya menghadiri banyak acara bagus-bagus yang di selenggarakan oleh beberapa perusahaan besar. Senang rasanya karena banyak yang saya pelajari dalam berbagai acara tersebut. Dari berbagai acara yang saya hadiri, ada yang di kelola dengan baik tetapi secara rata-rata saya kecewa dalam satu point penting, yaitu mengenai jadwal di mulainya acara. Saya memang orang yang memiliki kejelekan "terlalu tepat waktu" sehingga saya selalu merasa terganggu dengan waktu yang tidak jelas dan tidak sesuai jadwalnya. Buat saya awal yang baik adalah kunci kesuksesan dan untuk sebuah acara, dan awal yang baik adalah mulainya acara tepat waktu. Tentunya selain keramahan panitia, menariknya acara itu sendiri, terpenuhinya kepentingan saya di acara tersebut, dll. dokumen pribadi Mengamati beberapa acara dalam dua bulan ini dan mengingat banyaknya acara yang saya hadiri di sepanjang kehidupan saya, jujur saya merasa ada yang salah dengan urusan waktu ini.  Untuk kesekian

Memilih kaca film untuk mobil

Kali ini saya ingin berbagi mengenai seluk beluk kaca film mobil. Buat saya pribadi, kaca film di butuhkan karena sebagai pengendara perempuan, risih rasanya jika terlihat langsung dari luar mobil saat berkendara dan juga agak serem jika terlihat sedang berkendara sendirian melewati jalanan sepi di malam hari. Kejahatan bisa terjadi dimana saja dan tidak memandang jenis kelamin siy, tetapi tetap saja kalau perempuan kayanya lebih dipilih sebagai sasaran empuk, yaaa...   Ternyata banyak juga kegunaan lain dari kaca mobil selain hal tersebut di atas. Saya mendapatkan informasi ini dari acara yang di selenggarakan oleh Mobil 123 sebagai  portal otomotif nomor 1  dan  V Kool Indonesia  bekerjasama dengan Indonesian Social Blogprerneur (ISB) pada hari Rabu, 26 Juli 2017 kemarin di V Kool Flagship, jalan Trembesi, Jakarta Utara. Jadi apa saja ya kegunaannya ?  Menahan sinar matahari masuk langsung ke dalam mobil Tanpa menggunakan kaca film, suhu dalam mobil saat parkir menjadi leb

Tingkatkan Kemampuan Anak Dengan Belajar Di Luar Kelas

Belajar untuk orang-orang jaman old itu duduk manis, tangan dilipat sambil melototin buku di depan mata, gitu deh.... Padahal sebagai orang yang pernah menjadi anak-anak, semestinya kita menydaari bahwa model belajar diluar kelas justru lebih melekat hasilnya. Tidak hanya terbatas untuk anak-anak; sebagai orang dewasa, kita juga lebih rileks berada di luar ruangan di bandingkan harus terkungkung dalam cubical ruang kantor toh? Anak saya adalah salah satu pecinta kegiatan belajar di luar kelas. Itu sebabnya saat dia masih SD, guru-gurunya sangat kerepotan dengan polahnya di kelas. Anak saya tidak bisa duduk manis di kelas dan diam. Pola belajar di sekolahnya saat itu sebagian besar di dalam kelas sehingga mengakibatkan dia agak tersiksa. Setiap saat dia berkeliling kelas, melihat-lihat tugas teman-temannya dan terkesan mengganggu ketertiban.  Banyak teman-temannya yang menganggap anak saya "berbeda dan aneh" sehingga terjadi "bulliying" terhadapnya. Saat dit