Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label fiksi

Balada Si Roy, Film Perdana IDN Pictures

Balada si Roy jadi pelem, saudara-saudara! Hahaha... bacaan saya jaman masih remaja ini siy. Wajar anak muda jaman now kurang mengenal, karena cerita ini terbit di majalah HAI, awal tahun 1988. Cerita ini menurut saya siy warbiyasak ya, karena tokoh utamanya bukan digambarkan sebagai pemuda keren dengan segudang fasilitas.  Pada tahun cerita ini dibuat, tentunya bukanlah hobby yang murah untuk berpetualang. Jadi gambaran Roy menjadi hal yang warbiyasak. Dia  adalah  pemuda biasa yang memiliki cita-cita dan tekad kuat serta tidak gampang menyerah. Dengan kemampuannya bersosialisasi dan kerja keras, sampailah dia bertualang ke luar negeri.  Kejujuran dan integritas karakter Roy, diharapkan dapat dicontoh oleh generasi milenial saat ini. Film ini rasanya akan sarat pesan moral yang positif dan menjadi inspirasi bagi masyarakat. Hal ini juga dikemukakan oleh  Daniel Mahendra sebagai salah satu inisiator dari komunitas Sahabat Balada Si Roy. Menurutnya, " Nilai-nilainya masih relevan.

Tarian Hujan - Catatan kecil si Homi

dokumen pribadi Hujan subuh ini tiba-tiba mengingatkan aku pada suatu subuh di dataran tinggi Priangan, saat kamu masih mencintaku. Rintik hujan membawa lamunanku jauh ratusan kilometer dimana kamu tinggal saat ini, bersamanya. Sulit ya melupakan orang yang pernah berbagi suka, bahkan lebih banyak dukanya siy sebenernya, bersama kita. Mungkin aku yang salah,  membiarkan semua terjadi.  Membiarkan kamu memaki, menyiksaku dengan kata-kata kasar untuk kemudian memaafkanmu dan tetap mencintamu. Sehingga dengan mudah pula kamu menyingkirkan aku hanya untuk alasan yang dahulu adalah alasan mengapa kita bersama. Kamu memilih dia tetapi terus mengatakan tak ada yang berubah.  Kamu bilang maaf karena tidak lagi dapat bersama tetapi selalu berkata merinduku. Hatiku bukan mainan yang bisa kamu sisihkan ketika kamu sudah bosan dan memilih yang lain. Untuk kemudian dengan mudah kamu mengatakan kita bersahabat saja tetapi terus menginginkan hangat pelukku.  Hatiku masih mengucurkan dar

Cinta usang yang tak pernah hilang

Air mata masih sering membasahi pipiku dan seperti biasa tidak pernah kuhapus sampai mengering dengan sendirinya. Mengenangmu begitu mudah karena kamu selalu ada dalam pikiranku walaupun kamu tak hadir lagi secara fisik seperti dulu. Mengenalnya di restoran saat aku diajak bertemu oleh kenalan lamaku, sebenarnya tidak semenarik cerita dalam novel. Biasa saja bahkan kami tidak berbincang sama sekali. Jika kemudian kami kembali bertemu dalam perjalanan wisata bersama teman teman yang kebetulan kami kenal berdua, buatku itu hanya kebetulan semata. Saat bergabung dalam group chatting menjelang dan selama berhari-hari bersama, nomor hp nya cuma tercatat dengan nomor yang ada di group saja, bahkan tanpa nama. Chatting pertama kami terjadi saat aku meminta foto ramai ramai yang di jepret dengan kamera hp nya dan itupun begitu saja tanpa basa basi. Aku mulai memperhatikannya saat hari terakhir kami menyusur pantai dan aku mencari beberapa souvenir di kios kios sepanjang pantai. Entah