Langsung ke konten utama

Postingan

Orangtua Pikun, Bagaimana Cara Menyikapinya?

Suatu malam, saya pulang kantor dan melihat teras rumah gelap karena lampu belum dinyalakan. Saat saya masuk ke rumah, tiba-tiba ibu saya berkata,"Kok udah pagi, masih gelap?" Dalam hati saya membatin, wah orangtua pikun niy.  Saya tergolong generasi sandwich dimana saya mengurus anak dan orangtua sekaligus, bahkan di bawah satu atap. Ibu saya berusia 79 tahun dan sudah tinggal bersama saya, sejak anak saya lahir, sedangkan ibu mertua saya berusia 71 tahun.  Ahhhh.. apa bedanya dengan orang lain? Bedanya mungkin, karena saya tinggal dengan suami, anak tunggal saya, ibu kandung dan ibu mertua sekaligus dalam satu rumah. Iyaaaa... kami tinggal bersama satu atap. Kebayang gak serunya hidup kami sekeluarga? Cerita keseruannya nantilah kapan-kapan saya bagikan yaaa.. Me, my mom and my son Suami saya dinas di luar kota dan pulang dalam jangka waktu satu bulan sekali. Jadi sehari-hari, selain bekerja di kantor, saya yang "berdinas" dirumah dan melihat proses bagaimana ibu

Mendukung Anak Meraih Impian Ala Kami

  Aku ingin begini… Aku ingin begitu… Ingin ini, ingin itu.. banyak sekali. Semua, semua, semua dapat dikabulkan, dapat dikabulkan dengan kantong ajaib! Sayang yaaa, kita bukan Nobita yang memiliki Doraemon untuk mengabulkan semua keinginan atau impian kita. Untuk memiliki banyak hal dalam hidup, dibutuhkan impian yang jelas sehingga hidup menjadi fokus, teratur dan memiliki tujuan. Impian yang terwujud membuat perasaan dan hidup lebih bahagia. Walaupun akan ada orang-orang yang akan mengatakan impian kita mustahil dan sulit dicapai, janganlah kita bersedih dan menjadi tidak termotivasi. Karena orang-orang inilah yang akan membuat kita bersemangat, untuk membuktikan bahwa mereka salah. Tulisan ini akan membahas tentang impian anak saya untuk kuliah di Perguruan Tinggi Negeri yang dia capai dengan banyak pengorbanan. Semoga kita semua dapat mencapai impian kita masing-masing. Bermimpilah karena hanya itu yang gratis di dunia ini. Hehehe… iya itu yang selalu saya katakan kepada a

"New Normal" Terkait Keuangan Keluarga

"Ini lebih ngeri dari corona, siap-siap. Apakah kita ada hutang? Kalau ada, jangan nambah cicilan hutang baru, selesaikan saja cicilan hutang lama. Saya rasa ini akan berlangsung sangat lama"  Photo by  Markus Spiske  on  Unsplash Kalimat itu muncul pada pesan whatsapp saya pada awal Maret 2020, saat harga minyak dunia turun 20.9% menjadi tinggal USD 32,65 perbarel. Saat itu pasien pertama virus Covid-19 baru saja diumumkan di Indonesia. Itu adalah chatt suami saya dari seberang lautan dan saya menjawab dengan jelas dan segera, bahwa kami tidak memiliki hutang keuangan. Hutang kami hanyalah berupa janji-janji yang tidak tertepati #halah Setelah hari itu, saya mulai lebih rinci dalam perencanaan keuangan kami dan mulai melakukan beberapa hal untuk menghadapi kondisi terburuk dalam ekonomi keluarga. Saya bersyukur sudah melakukan itu jauh hari sebelum situasi semakin tidak menentu. Kami bersiap untuk perencanaan jangka pendek, yaitu satu tahun. Jangka waktu itu adala

Belajar Menulis Blog Dalam Bahasa Inggris

Hah, beneran mau menulis blog dalam bahasa Inggris? Yaaaa, belum bisa siy.. Tapi kalau ditawari untuk belajar menulis dalam bahasa Inggris, siapa yang tidak mau, kan?  https://pixabay.com/id/users/BiljaST-2868488/English Course Bahasa Inggris adalah bahasa yang saya pelajari sejak duduk di bangku SMP. Pernah siy saya ambil kursus bahasa Inggris waktu saya memulai karir saya puluhan tahun yang lalu. Tetapi karena selama ini pekerjaan saya tidak mengglobal , yaaa gak pernah terpakailah bahasa itu. Kebutuhan akan kemampuan berbahasa Inggris sejatinya saya sangat rasakan saat memulai travelling ke luar negeri. Beberapa kali saya pergi dengan teman, ke luar negeri hanya berdua atau bertiga tanpa melalui program tour dari agen perjalanan.  Nahhhhh... kelimpunganlah saya kalau mulai harus menjawab beberapa pertanyaan, baik saat berada dalam pesawat dan saat di periksa di bagian imigrasi saat kedatangan. Yaaaa, tapi karena saya memang orangnya nekad, jadi dilakoni saja tuh trave

Mandi Keharuman Serasa Mandi Parfum

Bangun tidur ku terus mandi…. Lagu yang sangat sering dinyanyikan sak Indonesia Raya, yaaa.. Memang kenapa siy kita harus mandi? Buat saya pribadi,   selain membersihkan badan dari debu dan kotoran yang menempel, mandi sangat efektif dalam menjaga suasana hati. Bener looo sis, saya orangnya kadang moody dan perlu kesegaran untuk meredakan stress dan emosi. Perlu bangetlah buat mandi keharuman, bukan? Mandi Keharuman adalah mood booster Image by <a href="https://pixabay.com/users/La-Belle-Galerie-4779629/ Makanya pemilihan sabun mandi buat saya penting, baik jenis maupun aromanya. Saya lebih memilih sabun mandi cair karena lebih praktis untuk dibawa berpergian. Walaupun saya jarang travelling sekarang karena kembali bekerja, ini tetap penting karena saya kadang numpang mandi di tempat teman atau di kantor. Sekarang ini, banyak sekali produk sabun mandi dengan aroma parfum dan ini mempermudah kita untuk menyerasikannya dengan parfum kesayangan saat keluar rumah