Langsung ke konten utama

Mendapatkan Pekerjaan Di Usia Senja


pict : pixabay.com/chalkboard
Usia saya tidak lagi muda dan awal bulan ini saya mulai bekerja kantoran kembali. Banyak teman bertanya, kok bisa siy saya mendapatkan pekerjaan lagi. Sedangkan posisi saya sudah tidak bekerja selama 4 tahun dan usia saya sudah bukan usia incaran para pemberi kerja saat ini. Saya menjawabnya dengan kalimat, sudah rejekinya saya. Tetapi sebenarnya, apa yang saya lakukan akan saya bagikan pada artikel ini.

Buat saya menjalin pertemanan adalah hal paling penting untuk mendapatkan pekerjaan. Dari 9 perusahaan tempat saya pernah bekerja, separuhnya saya dapatkan karena hubungan pertemanan dan bukan karena mengirimkan lamaran. Bahkan pada sebagian perusahaan itu, CV saya tidak diminta untuk mendapatkan pekerjaan tersebut.  

Lalu apakah hanya karena pertemanan? TIDAK! Mereka memberikan pekerjaan karena mereka tahu bahwa saya akan mampu mengerjakannya. Darimana mereka tahu? Rata-rata mereka adalah klien perusahaan tempat saya bekerja sebelumnya dan merasa puas dengan layanan perusahaan yang di representasikan oleh saya.

Beberapa bahkan karena mereka puas atas penanganan komplain pada perusahaan sebelumnya. Hahaha… Iya saya memang sering sekali ditunjuk sebagai penengah komplain pelanggan yang sebenarnya bukan tugas utama saya di beberapa perusahaan.
<a href="https://pixabay.com/photos/home-office-workstation-office-336377/">Image</a> by <a href="https://pixabay.com/users/Free-Photos-242387/">Free-Photos</a> on Pixabay

Hal lain yang saya lakukan? Saya selalu keluar kerja baik-baik dan tidak meninggalkan hutang pekerjaan. Saya perrnah keluar secara mendadak di awal karir saya, tetapi saya mengerjakan semua pekerjaan yang akan jatuh tempo dalam 3 bulan ke depannya. Jadi saya tidak ingin menyusahkan perusahaan yang saya tinggalkan. Saya juga mengajukan keluar kerja biasanya 3-6 bulan sebelumnya. Hal ini menimbulkan kesan baik dan memberikan saya peluang untuk di rekomendasikan oleh teman atau atasan di kantor lama.

Adakah hal lain? ADA! Jika kita bekerja dalam satu perusahaan, jangan pernah berhitung tentang pekerjaan yang diserahkan pada kita walaupun tidak termasuk dalam job desk. Mengapa? Karena itu adalah kesempatan untuk belajar banyak jenis pekerjaan dan dapat memperluas jenis pekerjaan yang akan kita lamar di kemudian hari.


Dengan cara itu saya pernah bekerja di bagian marketing, HRD, trainingdevelopment, general affair, keuangan, pembelian, cost control dan sekretaris di berbagai industri jasa dan manufacturing. Pekerjaan yang kadang melenceng dari latar belakang pendidikan saya juga. Hahaha….

Semoga bermanfaat yaaaa...

Komentar

  1. Wah, balik jadi org kantoran maneh nih

    BalasHapus
  2. wah thanks for sharing mba, ak kemarin resign dari pekerjaan manufacturing dengan cara yg baik-baik. Semoga ada pintu rezeki saya d lain kesempatan :)

    BalasHapus
  3. Wah jadi orang kantoran lagi mbak. Keren banget tipsnya
    Memang bener ya, hubungan perteman yang terjalin baik itu akan membawa kita pada kebaikan juga

    BalasHapus
  4. Begitu ya rupanya. Kalau saya mba, walau terhitung baru bekerja, saya berusaha untuk menspesialisasikan diri saya di bidang tertentu, walaupun memang di pekerjaan terakhir saya, saya menikmati saja berbagai tugas yang seringnya keluar dari jobdesc

    Semoga sukses pekerjaannya ya mba. Semangat selalu.

    BalasHapus
  5. Wuih. Pekerjaan menangani komplain itu pekerjaan gampang2 susah, apalagi kalau bukan tanggung jawab utama. Keren loh kak. Bisa membantu. Yang akhirnya bisa kembali kerja kantoran

    BalasHapus
  6. Wah selamat ya sudah bekerja lagi. Memang kalau kitanya ringan tangan, tidak perhitungan selalu akan ada kemudahan dari pintu yang tidak pernah kita duga.

    BalasHapus
  7. usia itu hanya angka..yang penting adalah produktivitas..selama masih produktif, usia berapapun tidak masalah dan selalu menjaga integritas..congratulation for your a new job!

    BalasHapus
  8. usia itu hanya angka..yang penting adalah produktivitas..selama masih produktif, usia berapapun tidak masalah dan selalu menjaga integritas..congratulation for your a new job!

    BalasHapus
  9. Wah iya bener, di akhir bacaan ada "jangan pernah berhitung tentang pekerjaan yang diserahkan pada kita walaupun tidak termasuk dalam job desk. Mengapa? Karena itu adalah kesempatan untuk belajar banyak jenis pekerjaan dan dapat memperluas jenis pekerjaan yang akan kita lamar di kemudian hari"
    kata orang Sunda mah "tong bauan" kitu, kerjakan semampunya belajar sebanyak-banyaknya, kalau hanya satu hal nanti ga banyak ilmu yang didapatkan.

    BalasHapus
  10. ah setuju semuanya mba, jangan pernah menghitung tapi biarkan diri kita terbuka buat belajar hal baru ya mba :) mantab selamat bekerja kembali ya mba

    BalasHapus
  11. Kadang yang melenceng dengan pendidikan kita itu malah mengesankan mbak 😁

    BalasHapus
  12. Kayak papah saya, Mbak. Selepas masa pensiun, ada aja yang menawarkan kerjaan. Alhamdulillah hingga saat ini maish mampu bekerja. Menjalin networking memang banyak manfaatnya, ya

    BalasHapus
  13. Inspiratif mba, memang sih networking bisa membuka jalan rejeki. Tapi sayangnya itu belum berlaku bagi saya,
    Ya..hanya bisa berikhtiar saja.. Setidaknya harus mampu 'berdiri diatas kaki sendiri' selamat mba untukmu...

    BalasHapus
  14. Menandai yan ini, "Pekerjaan yang kadang melenceng dari latar belakang pendidikan saya juga", haha ... sama mbak, saya juga. Bekerja diluar bidang study yang digeluti. Tapi yang penting kalo saya totalitas dan loyalitas, hehe ..

    BalasHapus
  15. Selamat yaa mbak, udah bekerja lagi :) Saya kok jadi pengen kerja kantoran juga ya, kemarin-kemarin full ngeblog doang soalnya.

    BalasHapus
  16. Salut mbak..semoga dimudahkan dan dilancarkan-Nya ya pekerjaan barunya. Sukses selalu.
    Tipsnya bermanfaat nih bagi yang ingin kembali bekerja lagi

    BalasHapus
  17. Mantep mba Mey, sukses ya dengan kerjaan barunya

    BalasHapus
  18. Keren banget, mbak. Aku malah belum kepikiran buat kerja yg ngantor lg. hehe
    sukses n lancar ya mbak dg kerjaan barunya

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menghargai yang terlambat ? No way

Dua bulan ini saya menghadiri banyak acara bagus-bagus yang di selenggarakan oleh beberapa perusahaan besar. Senang rasanya karena banyak yang saya pelajari dalam berbagai acara tersebut. Dari berbagai acara yang saya hadiri, ada yang di kelola dengan baik tetapi secara rata-rata saya kecewa dalam satu point penting, yaitu mengenai jadwal di mulainya acara. Saya memang orang yang memiliki kejelekan "terlalu tepat waktu" sehingga saya selalu merasa terganggu dengan waktu yang tidak jelas dan tidak sesuai jadwalnya. Buat saya awal yang baik adalah kunci kesuksesan dan untuk sebuah acara, dan awal yang baik adalah mulainya acara tepat waktu. Tentunya selain keramahan panitia, menariknya acara itu sendiri, terpenuhinya kepentingan saya di acara tersebut, dll. dokumen pribadi Mengamati beberapa acara dalam dua bulan ini dan mengingat banyaknya acara yang saya hadiri di sepanjang kehidupan saya, jujur saya merasa ada yang salah dengan urusan waktu ini.  Untuk kesekian

Memilih kaca film untuk mobil

Kali ini saya ingin berbagi mengenai seluk beluk kaca film mobil. Buat saya pribadi, kaca film di butuhkan karena sebagai pengendara perempuan, risih rasanya jika terlihat langsung dari luar mobil saat berkendara dan juga agak serem jika terlihat sedang berkendara sendirian melewati jalanan sepi di malam hari. Kejahatan bisa terjadi dimana saja dan tidak memandang jenis kelamin siy, tetapi tetap saja kalau perempuan kayanya lebih dipilih sebagai sasaran empuk, yaaa...   Ternyata banyak juga kegunaan lain dari kaca mobil selain hal tersebut di atas. Saya mendapatkan informasi ini dari acara yang di selenggarakan oleh Mobil 123 sebagai  portal otomotif nomor 1  dan  V Kool Indonesia  bekerjasama dengan Indonesian Social Blogprerneur (ISB) pada hari Rabu, 26 Juli 2017 kemarin di V Kool Flagship, jalan Trembesi, Jakarta Utara. Jadi apa saja ya kegunaannya ?  Menahan sinar matahari masuk langsung ke dalam mobil Tanpa menggunakan kaca film, suhu dalam mobil saat parkir menjadi leb

Tingkatkan Kemampuan Anak Dengan Belajar Di Luar Kelas

Belajar untuk orang-orang jaman old itu duduk manis, tangan dilipat sambil melototin buku di depan mata, gitu deh.... Padahal sebagai orang yang pernah menjadi anak-anak, semestinya kita menydaari bahwa model belajar diluar kelas justru lebih melekat hasilnya. Tidak hanya terbatas untuk anak-anak; sebagai orang dewasa, kita juga lebih rileks berada di luar ruangan di bandingkan harus terkungkung dalam cubical ruang kantor toh? Anak saya adalah salah satu pecinta kegiatan belajar di luar kelas. Itu sebabnya saat dia masih SD, guru-gurunya sangat kerepotan dengan polahnya di kelas. Anak saya tidak bisa duduk manis di kelas dan diam. Pola belajar di sekolahnya saat itu sebagian besar di dalam kelas sehingga mengakibatkan dia agak tersiksa. Setiap saat dia berkeliling kelas, melihat-lihat tugas teman-temannya dan terkesan mengganggu ketertiban.  Banyak teman-temannya yang menganggap anak saya "berbeda dan aneh" sehingga terjadi "bulliying" terhadapnya. Saat dit