Langsung ke konten utama

Menghargai yang terlambat ? No way

Dua bulan ini saya menghadiri banyak acara bagus-bagus yang di selenggarakan oleh beberapa perusahaan besar. Senang rasanya karena banyak yang saya pelajari dalam berbagai acara tersebut. Dari berbagai acara yang saya hadiri, ada yang di kelola dengan baik tetapi secara rata-rata saya kecewa dalam satu point penting, yaitu mengenai jadwal di mulainya acara.

Saya memang orang yang memiliki kejelekan "terlalu tepat waktu" sehingga saya selalu merasa terganggu dengan waktu yang tidak jelas dan tidak sesuai jadwalnya. Buat saya awal yang baik adalah kunci kesuksesan dan untuk sebuah acara, dan awal yang baik adalah mulainya acara tepat waktu. Tentunya selain keramahan panitia, menariknya acara itu sendiri, terpenuhinya kepentingan saya di acara tersebut, dll.

dokumen pribadi
Mengamati beberapa acara dalam dua bulan ini dan mengingat banyaknya acara yang saya hadiri di sepanjang kehidupan saya, jujur saya merasa ada yang salah dengan urusan waktu ini. Untuk kesekian kali, saya merasa ada yang tidak benar dalam penyelenggaraan suatu acara. Dan mirisnya, bahkan dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar dan ternama. 

Alasannya mungkin klasik dan merasa itu sudah biasa diterima oleh sebagian besar masyarakat di Indonesia. Rata-rata (tidak semua) penyelenggara acara di Indonesia, mencantumkan waktu acara di undangan, satu jam di muka dari waktu sebenarnya atau menunda mulainya acara on the spot. Mengapa ? Karena peserta atau bahkan pembicara terlambat datang sesuai kebiasaan "jam karet" yang sudah mendarah daging. Dan itu hampir berlaku di semua acara, baik pertemuan keluarga, reunian, pertemuan ortu di sekolah, acara seminar/training, launching produk baru atau apapun itu. Katanya antisipasi yang terlambat. Ya atau ya ???

Kehadiran tepat waktu adalah hal baik yang perlu terus di perjuangkan. Saya pikir semua dapat dimulai dari diri sendiri. Apakah kita adalah orang yang sering datang terlambat ? Apakah kita adalah penyelenggara acara yang "mengijinkan" terlambatnya peserta ?

Apa sebenarnya kesulitan penyelenggara ? Saya berusaha proporsional melihatnya. Biasanya, kalau acara dimulai tepat waktu, penyelenggara takut venue terlihat kosong karena banyak yang terlambat sesuai kebiasaan jam karet dan kemungkinan "pembicara atau tamu VVIP" belum hadir. Acara harus sukses, terlihat ramai sejak pembukaan sehingga akhirnya menyebabkan penyelenggara "menunda" di mulainya acara.

Yang ingin saya tanyakan, adilkah untuk peserta yang hadir sesuai waktu yang di tuliskan dalam undangan ? Apakah orang yang terlambat, dengan alasan macetlah, hujanlah, biasanya juga molor mulainyalah, lebih penting dari orang yang hadir tepat waktu ? Apakah artinya, kehadiran tepat waktu adalah kesalahan orang yang menghargai waktu sehingga di hukum dengan menunggu yang terlambat ? Sebenarnya siapa yang perlu diberikan pendidikan tepat waktu ?

Mengapa kita bisa datang tepat waktu jika akan pergi keluar kota dengan kereta api ? Mengapa kita rela check in 2 jam di muka jika bepergian dengan pesawat udara ke luar negeri ? Karena kepentingan kita ya ? Jadi kepentingan siapa sebuah acara di mulai tepat waktu ?

dokumen pribadi
Sebagai orang yang dahulu bekerja sebagai penyelenggara berbagai acara di perusahaan dan sekarang kadang-kadang saya juga mengkordinir acara untuk sebuah komunitas, sedih rasanya. Selama ini acara yang saya koordinir, pembicara dan seluruh pesertanya datang tepat waktu dan berjalan baik. Apakah karena pembicara dan para peserta semuanya orang-orang yang biasa tepat waktu ? TIDAK !!! Saya tahu persis beberapa adalah orang-orang yang "telatan".

Kenapa bisa dilakukan ? Menurut saya, karena ada niatan dan usaha untuk melakukannya. Apakah sulit dilakukan ? TIDAK!!! 

Kalau begitu apa yang saya lakukan ?
  1. Luangkan waktu lebih banyak untuk memiliki semua kontak pembicara dan peserta.
  2. Tekankan alasan mengapa acara ini penting dan berguna buat seluruh pembicara dan peserta
  3. Undangan di berikan dengan tambahan kalimat yang sopan tentang ketepatan waktu mulai acara
  4. Berikan peta lokasi yang jelas agar tidak terjadi alasan tersesat 
  5. Minta secara sopan dan baik agar pembicara dan peserta memberi kabar dan alasan jika terpaksa harus datang terlambat 
  6. Ingatkan mengenai undangan dan ketepatan waktu 1 hari sebelum acara berlangsung
  7. Ingatkan 2 jam sebelum acara di mulai bahwa acara akan dimulai tepat waktu

Apakah ini akan menjamin acara tidak terlambat di mulai ? Saya tidak tahu... Tetapi apakah anda perlu mempertanyakannya ? Mengapa tidak anda coba lakukan ?

Selamat mencoba...

Komentar

  1. Penting banget nih, acara di Wonogiri kayak diuber-uber kereta saking tepat waktunya hahaha, tp paling oke dalam penyelenggaraannya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih mas Dzul....

      Pengalaman dikejar2 yaksssss.... Hahaha

      Hapus
  2. Kemarin ga tepat tu mba acaranya..ahahah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah itu dia mas.... Aneh kan ? Padahal perusahaan sebesar dan se profesional itu mestinya bisa....

      Mungkin dia perlu hire EO galak kaya saya?? Hahahaha

      Hapus
  3. jangan pernah menghukum peserta yang datang in time dengan menunggu kehadiran peserta yang datang terlambat.

    BalasHapus
  4. bener, no way banget deh. kecuali kalau emang udah ngasih kabar akan terlambat..

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mbak... pasti ada satu dua halangan yang bisa di tolerir tanpa harus mengorbankan yang datang tepat waktu

      Hapus
  5. Harusnya yang datang tepat waktu dikasih reward goodie bag :)
    Yang datang terlambat nggak dapat.

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahaha di usulkan ya mbak ke EO nya ? mungkin berguna untuk yang memang cari goodie bag aja... :D

      Hapus
  6. Wah, Mbak Mey.. Bener emang, ngga asik banget ngaret. Saya termasuk yang sering takut ngaret #jujur, jadi daripada ngeri telat gara-gara salah prediksi ketepatan waktu (beneran ngeri, lho) mendingan dipercepat 1 s.d 0,5 jam gitu. Itupun mudah2an ngga melenceng meskipun udah nanya sana-sini. :D Pernah akhirnya tetap ngaret, itu rasanya ngga enak bgt. Ngga asik jd pusat perhatian krn hal yg nggak keren.

    Untuk beberapa hal yang dulu saya emang sering ngaret #konfesi, saya sempat evaluasi diri, emang terjadi pada kesempatan di mn saya udah ngga ada selera (ujung2nya disrespect). Untungnya sih sekarang udah ngga ada urusan lagi dengan yang dimaksud. hehehe

    BalasHapus
  7. wah samaa mba aku tuh paling takut banget telat..malah mending kecepetan daripada telat hehhe..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ada baiknya ditularkan ke kalangan terdekat kita mbak

      Hapus
  8. Halo mbak Agatha :) Aku setuju banget sam kedatangan tepat waktu. Makanya aku kalau janjian sama orang atau hadir di suatu event apa pun, aku usahain tiba lebih awal di tempat. Suamiku lebih disiplin lho, kalo janjian sama di siap2 aja ditinggal hahaha :D AKu kalau janjian suka tanya ke temen, pake jam karet atau jam besi? Begitu...

    BalasHapus
  9. Kadang suka dibilang telat itu budaya orang Indonesia, tapi aku ngga setuju karena ngga semua kayak gitu. Tapi sadar ngga sadar, keadaannya gitu, mo ketemuan sama pemerintah, atau perusahaan ternama kadang telat2 juga.. Alasan klasik di Jakarta adalah macet... mmmhhhppphh...
    Buat aku mending aku yg nunggu daripada telat, jadi orang yg telat malah ngga enak hati hihihihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. ya begitu... jadi pe er nya menularkan rasa gak enak kalau terlambat, ya mbak

      Hapus
  10. iya sih saya juga terlalu tepat waktu kalo janjian gitu, apalagi janjian sama teman jadi nunggu deh

    BalasHapus
    Balasan
    1. sipppp... temennya kudu di edukasi ya masss... :)

      Hapus
  11. Pernah juga menghadiri acara yang dimulainya jam 2 siang, padahal kita diminta datang jam 11.30. Dari jam 10 udah otw. Banyak waktu kebuang..

    BalasHapus
    Balasan
    1. itu point saya mbak... artinya kan tidak menghargai orang yang datang tepat waktu dan seenaknya...

      Hapus
  12. Untuk no.7, bunda rasa akan lebih baik untuk menambahkan dalam undangan atau di flyer seperti ini: "Mohon dengan hormat untuk hadir tepat waktu. Terima kasih. Gitu kali ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya bunda... itu nomor 3 untuk di undangan. Kebiasaan saya saja siy Bun, nomor 7 adalah mengingatkan dan menguatkan nomor 3

      Hapus
  13. Kalau di Jepang dan Amerika, orang yang datang tepat waktu akan sangat dihargai. Lalu yang datang terlambat akan merasa sangat bersalah. Jadinya mereka selalu mengusahakan datang tepat waktu. Paling tidak 10 menit dari waktu yang dijanjikan. Saya pernah janjian dengan teman di sini. Saya janjiannya jam 9. Saya sampai di tempat sekitar jam 8.30 dan ternyata orang yang saya ajak janjian sudah datang lebih awal dari saya. Kalau di Indonesia..... hmmmm.

    Terus selama ikut kegiatan konferensi di sini, semua panel diskusi dimulai dan diakhiri tepat waktu. Tidak ada namanya mengulur-ngulur waktu. Jadi, jadwal yang ada untuk setiap panel memang reliable.

    BalasHapus
    Balasan
    1. menghargai saja siy.. karena tidak setiap orang punya waktu yang panjang. kalau molor-molor kan kasihan orang yang punya jadwal lain.

      Hapus
  14. Kalau ada even, apalagi tempatnya keren, biasanya aku datang duluan, undangan masih sepi, biar bisa pose-pose syantiek. Xixixi...

    Jadi meski ada orang terlambat, aku kurang terganggu. Aku isi dengan kesibukan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. as long as you happy eda.... thanks sudah mampir

      Hapus
  15. Acaraku ga terlambat kan mbak..?

    BalasHapus
    Balasan
    1. iiihhhhh mbak Dhevy... dicubit kalau telat ama sayahhhh... hahaha

      Hapus
  16. Haaaa, setuju mbak agatha EO. Hahahah. Udah gitu yg terlambat gak bilang sory, ya, mbak, lempeng aja gitu.

    BalasHapus
  17. Saat saya kerja di negara orang mereka bilang orang indonesia mah suka ngaret. Sejak saat itu saya belajar disiplin dari mereka yang on time di luar negeri. Saya bawa kebiasaan itu ke tanah airRsaat pulang.

    Memang susah menerapkannya karena selain sarana dan prasarana yang sangat kurang menunjang kita bisa on time juga orang-orangnya ternyata emang suka ngaret.

    Yuk kita mulai ubah kebiasaan tidak baik ini. Mulai dari kita sendiri dulu dan orang terdekat ya...

    BalasHapus
  18. Cukup menggelitik diri saya. Tulisan yang apik, thanks mbak Agatha.

    BalasHapus
  19. Lebih sebel kalo acara di kampus atau kementrian selalu ngaret, kesel kalau kita udah Dateng tepat waktu terus selesai jadi ngaret, schedule selanjutnya jadi keteteran ��

    BalasHapus
  20. Kebiasaan rapat atau acara di banyak tempat di negeri ini adalah mulainya molor, selesainya ga jelas. Untuk menyiasatinya, bawa laptop, lakukan pekerjaan yang bisa diselesaikan sembari menunggu acara dimulai.

    BalasHapus
  21. mbaaa.. aku padamuuu... Ini curahan hatiku bangettt. Meski kadang aku juga terlambat, tapi most of the time aku berusaha semaksimal mungkin ngga bikin org nunggu, jadi pas ada acara bisa molor sampe satu jam ato lebih suka KZLLL..

    BalasHapus
  22. Thanks for sharing, sukses terus..

    BalasHapus
  23. It’s not always the necessary amount of time to solve all your problems and therefore it’s almost impossible to find the right time.

    BalasHapus
  24. Observing several events https://custom-paper-writing.com/blog/custom-beowulf-essay in the past two months and considering the many events you have attended throughout your life, honestly we feel there is something wrong with the affairs of this time.

    BalasHapus
  25. Dilema sebenarnya ini masalah tepat waktu karena kalau di Jakarta kondisi lalu lintas nya bener2 tak bisa diprediksi ..sdh naik angkutan massal yang bebas hambatan pun ada aja halangannya ..kalau saya lebih memilih hadir 1 jam diawal baik sebagai peserta maupun yang punya acara..hehehe

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Memilih kaca film untuk mobil

Kali ini saya ingin berbagi mengenai seluk beluk kaca film mobil. Buat saya pribadi, kaca film di butuhkan karena sebagai pengendara perempuan, risih rasanya jika terlihat langsung dari luar mobil saat berkendara dan juga agak serem jika terlihat sedang berkendara sendirian melewati jalanan sepi di malam hari. Kejahatan bisa terjadi dimana saja dan tidak memandang jenis kelamin siy, tetapi tetap saja kalau perempuan kayanya lebih dipilih sebagai sasaran empuk, yaaa...   Ternyata banyak juga kegunaan lain dari kaca mobil selain hal tersebut di atas. Saya mendapatkan informasi ini dari acara yang di selenggarakan oleh Mobil 123 sebagai  portal otomotif nomor 1  dan  V Kool Indonesia  bekerjasama dengan Indonesian Social Blogprerneur (ISB) pada hari Rabu, 26 Juli 2017 kemarin di V Kool Flagship, jalan Trembesi, Jakarta Utara. Jadi apa saja ya kegunaannya ?  Menahan sinar matahari masuk langsung ke dalam mobil Tanpa menggunakan kaca film, suhu dalam mobil saat parkir menjadi leb

Tingkatkan Kemampuan Anak Dengan Belajar Di Luar Kelas

Belajar untuk orang-orang jaman old itu duduk manis, tangan dilipat sambil melototin buku di depan mata, gitu deh.... Padahal sebagai orang yang pernah menjadi anak-anak, semestinya kita menydaari bahwa model belajar diluar kelas justru lebih melekat hasilnya. Tidak hanya terbatas untuk anak-anak; sebagai orang dewasa, kita juga lebih rileks berada di luar ruangan di bandingkan harus terkungkung dalam cubical ruang kantor toh? Anak saya adalah salah satu pecinta kegiatan belajar di luar kelas. Itu sebabnya saat dia masih SD, guru-gurunya sangat kerepotan dengan polahnya di kelas. Anak saya tidak bisa duduk manis di kelas dan diam. Pola belajar di sekolahnya saat itu sebagian besar di dalam kelas sehingga mengakibatkan dia agak tersiksa. Setiap saat dia berkeliling kelas, melihat-lihat tugas teman-temannya dan terkesan mengganggu ketertiban.  Banyak teman-temannya yang menganggap anak saya "berbeda dan aneh" sehingga terjadi "bulliying" terhadapnya. Saat dit