Langsung ke konten utama

Program 3 END's dalam dunia digital

Pernah dengar program 3 END's ? 

Jujur, saya baru mendengar saat menghadiri acara Netizen Gathering 2017 yang di selenggarakan oleh Serempak.id (website Seputar peRempuan dan anAk) dan IWITA (Indonesian Women IT Awareness) pada tanggal 30 November 2017 di hotel Atlet Century. Program 3 END's adalah program Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak yang mencakup End Violence Against Women and Children (akhiri kekerasan terhadap perempuan dan anak), End Human Trafficking (akhiri perdagangan perempuan) dan End Barrier to Economic Justice (akhiri kesenjangan ekonomi terhadap perempuan). Nah, kalau saya saja yang tinggal di seputaran ibukota baru mengenal program ini, bagaimana perempuan-perempuan lain dapat mengetahui bahwa ada program seperti ini. Padahal program ini sudah berjalan sejak tahun 2016 looo... Itulah mengapa, acara ini diadakan sebagai salah satu pemberdayaan para netizen untuk menciptakan konten kreatif terkait kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.

para narasumber - dokumen pribadi
Serempak.id adalah inovasi yang dilakukan oleh KPP-PA Bidang Kesetaraan Gender, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Bagian Infrastruktur Teknologi dan Lingkungan. Website ini di kembangkan agar dapat meningkatkan akses perempuan di bidang-bidang strategis, seperti pemerintah, jasa, pendidikan, pengetahuan, dan berbagai informasi lainnya, yang nantinya di harapkan dapat meningkatkan kualitas hidup perempuan. Sedangkan IWITA adalah Organisasi Perempuan Indonesia Tanggap Teknologi, yang dijadikan mitra pengelola website Serempak. Harapannya kerjasama ini dapat menjadi sarana literasi digital dan penguatan jejaring yang ada di masyarakat. Bentuknya bisa saja dengan saling bertukar praktekpraktek terbaik, pengalaman dan aspirasi-aspirasi lainnya yang konstruktif untuk kemajuan perempuan. Pada akhirnya tujuan KPP-PA untuk meningkatkan kualitas hidup perempuan di era globalisasi, hanya akan terwujud apabila terjadi peningkatan kapasitas dalam kemampuan mengakses dan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

Kesetaraan Gender

Gender adalah suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki maupun perempuan yang dikonstruksikan secara sosial maupun kultural. Perubahan ciri dan sifat-sifat yang terjadi dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat lainnya disebut konsep gender. Ini definisi yang disebutkan dalam buku Fakih, M. (2006) Analisis Gender dan Transformasi Sosial. Yogyakarta: Pustaka PelajarJadi harus di mengerti bahwa gender bukanlah kodrat, demikian sebut Ratna Susianawati selaku Asdep Bidang Infrastruktur dan Lingkungan KPP-PA. Kodrat wanita hanyalah menstruasi, hamil, melahirkan dan menyusui. Jadi sebagai contoh sederhana adalah seperti ini : Jika masih ada laki-laki di rumah, yaaa gak usahlah perempuan sok jadi wonder woman benerin genteng. Itu biarlah dikerjakan oleh laki-laki. Sebaliknya laki-laki tidak perlu gengsi untuk membantu pekerjaan mencuci piring di dapur, misalnya. Jadi, kesetaraan gender sangat terkait dengan sosial, kultur, dan  berubah sesuai waktu dan tempatnya.

Media Sosial yang ramah perempuan

Kehidupan saat ini memang sudah serba digital dan perempuan-perempuan menyalurkan banyak suara melalui media sosial. Sayangnya dalam banyak kasus, justru kondisinya perepuan menyerang perempuan lain dalam media sosial, demikian di sebutkan oleh Maman Suherman, salah satu narasumber dalam acara ini. "Seringkali banyak kasus perempuan yang viral dan lebih tinggi ratingnya, akibat perempuan sendiri yang share atau memviralkanya. Orangtua pun harus sadar dengan lingkungan sekitar, karena kebanyakan terjadinya pelecehan seksual dan kekerasan pada anak, dengan pelakunya adalah orang terdekat,” ujar Maman Suherman, selaku penulis buku. Banyak sekali contoh mengenai hal ini dan yang paling mengejutkan saya adalah bahwa fakta bahwa Indonesia adalah pusat tujuan wisata pedofil Australia. Biasanya para pedofil ini mencari mangsa dengan cara mengirim uang untuk si anak untuk kemudian dengan berbagai cara meminta foto si anak untuk disebarkan dalam group-group mereka.

Sri Danti, Plt Deputi Bidang Kesetaraan Gender KPPPA mengatakan, “Netizen harus dapat menyajikan konten yang berkesetaraan gender. Media sosial sebagai wadah mensosialisasikan pencegahan kekerasan pada perempuan dan anak.” 
 
Mengungkapkan permasalahan kekerasan terhadap perempuan dan anak ibarat gunung es, kompleks dan sering luput dari perhatian. ”Dalam pelecehan seksual dan kekerasan pada perempuan dan anak, banyak korban tidak bisa mengatakan hal yang terjadi pada dirinya dan lebih memilih merahasiakannya,” ujar Ina Rachman selaku Advokat dan Aktivis Perempuan.

Martha Simanjuntak selaku founder IWITA mengatakan bahwa Serempak.id hadir sebagai literasi digital bagi perempuan dan anak. Didalam web tersebut, tampil kolom edukasi, advokasi, berbagi, inspirasi dan pencapaian three ends. Program Serempak dalam rangka meningkatkan peran wanita di tanah air. mengajak semua pihak, baik swasta, akademisi, dan komunitas lainnya untuk mendukung kegiatan ini. Salah satu tujuan serempak.id sebagai wadah kerjasama untuk pencapaian program 3Ends. Ini tugas bersama yang mana hasilnya diharapkan Serempak.id menjadi jalan dan upaya dalam mengintegrasikan TIK, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak di berbagai bidang dan memberikan kesempatan kepada masyarakat berkontribusi dalam pembangunan melalui Serempak.id.

Jadi, bagaimana dalam dunia yang serba digital sekarang, kita dapat mengangkat program 3END's ini sebagai dasar untuk menuliskan konten yang baik dalam fasilitas-fasilitas media sosial. Mungkin kita bisa memulainya dengan berpikir sebelum mengetik : apakah saya akan menulis sesuatu yang BENAR ? Jika benar, apakah hal itu BAIK ? Jika benar dan baik, apakah BERMANFAAT ? Dengan tiga filter ini, setidaknya kita dapat menahan diri untuk menulis konten yang bernada HOAX atau malah menjadi pelaku kekerasan pada perempuan dan anak.

Terakhir ini adalah nomor telpon untuk pengaduan apabila kita menemukan adanya kekerasan pada perempuan dan anak, perdagangan manusia dan kesenjangan ekonomi terhadap perempuan : 

Unit Pengaduan Masyakat, call center : 0821-2575-1234





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menghargai yang terlambat ? No way

Dua bulan ini saya menghadiri banyak acara bagus-bagus yang di selenggarakan oleh beberapa perusahaan besar. Senang rasanya karena banyak yang saya pelajari dalam berbagai acara tersebut. Dari berbagai acara yang saya hadiri, ada yang di kelola dengan baik tetapi secara rata-rata saya kecewa dalam satu point penting, yaitu mengenai jadwal di mulainya acara. Saya memang orang yang memiliki kejelekan "terlalu tepat waktu" sehingga saya selalu merasa terganggu dengan waktu yang tidak jelas dan tidak sesuai jadwalnya. Buat saya awal yang baik adalah kunci kesuksesan dan untuk sebuah acara, dan awal yang baik adalah mulainya acara tepat waktu. Tentunya selain keramahan panitia, menariknya acara itu sendiri, terpenuhinya kepentingan saya di acara tersebut, dll. dokumen pribadi Mengamati beberapa acara dalam dua bulan ini dan mengingat banyaknya acara yang saya hadiri di sepanjang kehidupan saya, jujur saya merasa ada yang salah dengan urusan waktu ini.  Untuk kesekian

Memilih kaca film untuk mobil

Kali ini saya ingin berbagi mengenai seluk beluk kaca film mobil. Buat saya pribadi, kaca film di butuhkan karena sebagai pengendara perempuan, risih rasanya jika terlihat langsung dari luar mobil saat berkendara dan juga agak serem jika terlihat sedang berkendara sendirian melewati jalanan sepi di malam hari. Kejahatan bisa terjadi dimana saja dan tidak memandang jenis kelamin siy, tetapi tetap saja kalau perempuan kayanya lebih dipilih sebagai sasaran empuk, yaaa...   Ternyata banyak juga kegunaan lain dari kaca mobil selain hal tersebut di atas. Saya mendapatkan informasi ini dari acara yang di selenggarakan oleh Mobil 123 sebagai  portal otomotif nomor 1  dan  V Kool Indonesia  bekerjasama dengan Indonesian Social Blogprerneur (ISB) pada hari Rabu, 26 Juli 2017 kemarin di V Kool Flagship, jalan Trembesi, Jakarta Utara. Jadi apa saja ya kegunaannya ?  Menahan sinar matahari masuk langsung ke dalam mobil Tanpa menggunakan kaca film, suhu dalam mobil saat parkir menjadi leb

Tingkatkan Kemampuan Anak Dengan Belajar Di Luar Kelas

Belajar untuk orang-orang jaman old itu duduk manis, tangan dilipat sambil melototin buku di depan mata, gitu deh.... Padahal sebagai orang yang pernah menjadi anak-anak, semestinya kita menydaari bahwa model belajar diluar kelas justru lebih melekat hasilnya. Tidak hanya terbatas untuk anak-anak; sebagai orang dewasa, kita juga lebih rileks berada di luar ruangan di bandingkan harus terkungkung dalam cubical ruang kantor toh? Anak saya adalah salah satu pecinta kegiatan belajar di luar kelas. Itu sebabnya saat dia masih SD, guru-gurunya sangat kerepotan dengan polahnya di kelas. Anak saya tidak bisa duduk manis di kelas dan diam. Pola belajar di sekolahnya saat itu sebagian besar di dalam kelas sehingga mengakibatkan dia agak tersiksa. Setiap saat dia berkeliling kelas, melihat-lihat tugas teman-temannya dan terkesan mengganggu ketertiban.  Banyak teman-temannya yang menganggap anak saya "berbeda dan aneh" sehingga terjadi "bulliying" terhadapnya. Saat dit