Langsung ke konten utama

Tulisan yang lenyap dari pandangan mata - sebuah janji yang tak di tepati

Awal Agustus tahun 2016 saya secara tiba-tiba di tag sebuah foto dalam postingan FB oleh teman blogger yang tinggal di Yogyakarta. Kagetttttttt banget liat fotonya. Itu foto artikel dalam sebuah majalah yang terbit tahun 2012 sebagai edisi kedua dari sebuah Kementerian di bumi Indonesia ini. Saya hafal banget isinya, sampai kata-kata dan paragrafnya. Ya jelassssslah, wong saya yang nulis, Teman saya, mas Dwi menemukan majalah tersebut saat membawa anaknya yang sedang sakit ke sebuah klinik dokter dan iseng membaca majalah sambil menunggu giliran. Kemudian akhirnya saat keduakali datang (untung masih ada tu majalah), beliau meminta majalah itu untuk dikirimkan kepada saya. Dan puji Tuhan saya terima hari ini. Hahahahaha....

----------------------------

Ingatan saya kembali ke tahun tahun di saat saya masih bekerja di sebuah industri herbal, sebagai karyawan dengan segudang pekerjaan bak sepiring capcay yang komplit isinya, dengan segala rupa daging dan sayuran. Berbagai jenis pekerjaan dan tanggungjawab, seperti : Corporate Secretary, CSR coordinator, Public Relaltion, HRGA, Legal dan bahkan mengurus registrasi produk ke BPOM adalah makanan sehari-hari yang membuat saya kadang kehabisan waktu tetapi kadang juga punya banyak waktu. Di sela-sela pekerjaan saya yang bak pemain ganda campuiran itu, saya bertemu dengan banyak orang dari dunia media yang kemudian menjadikan saya mulai tertarik pada dunia tulis menulis. Cuma sekedar tertarik dan tidak pernah menulis, maksud saya. Hahahahaha...

Tulisan pertama saya sebenarnya adalah "Mall vs Taman Kota" yang di muat di harian Suara Pembaharuan dalam kolom Jakartaku. Kemudian saya menulis untuk harian Solo Pos sebagai kontribusi saya untuk masalah CSR yang merupakan salah satu pekerjaan saya di kantor saat itu. Selain dua tulisan itu saya menulis tentang batik pada majalah Starglamz dan pilihan beras merah sebagai karbohidrat di rumah saya yang dimuat di majalah Femina. Nah lalu, tulisan mana pula yag saya sebut diatas sebagai tulisan yang lenyap dari pandangan mata? Itu adalah tulisan saya yang di minta oleh seorang pejabat untuk mengisi majalah tentang kesuksesan "No Smoking Area" di area pabrik tempat saya bekerja. Tulisan-tulisan ini saya tulis murni karena saya memang ingin berbagi, baik berbagi pengetahuan karena saya menggeluti suatu bidang pekerjaan atau sebuah opini yang terkait pengalaman pribadi. Jadi ngeblog bukanlah pengalaman pertama saya dalam bidang tulis menulis yang di publish untuk dibaca oleh khalayak ramai. Hahahahaha... gaya bener istilahnya.


Ini adalah capture dari beberapa tulisan saya yang tercetak dalam koran dan majalah. Cieeeee...


Apa siy janji itu ?

Janji adalah sebuah kontrak psikologis yang menandakan transaksi antara 2 orang di mana orang pertama mengatakan pada orang kedua untuk memberikan layanan maupun pemberian yang berharga baginya sekarang dan akan digunakan maupun tidak. Janji juga bisa berupa sumpah atau jaminanJanji dapat diucapkan maupun ditulis sebagai sebuah kontrak. Melanggar janji tak hanya sering dianggap sebagai perbuatan tercela, malahan juga ilegal, seperti kontrak yang tidak dipegang teguh. - Wikipedia -

Buat saya janji adalah :
  1. Sesuatu yang harus di tepati karena merupakan harapan bagi yang di janjikan
  2. Cerminan reputasi untuk yang mengucapkannya karena mengakibatkan ketidakpercayaan jika tidak di tepati
  3. Jika tidak dapat menepatinya, ambil tanggungjawab untuk menjelaskan duduk perkaranya dan meminta maaf untuk hal tersebut

tulisannya niy...

Sebenarnya saya tidak memasalahkan penerbitan tulisan yang fotonya di tag oleh teman blogger dan hari  ini saya terima majalahnya atas kebaikan teman tersebut diatas. Karena toh tulisannya tetap mencantumkan nama saya sebagai penulisnya. Saya cuma sedikit kecewa karena saya sama sekali tidak di info saat tulisan tersebut di terbitkan, seperti yang di janjikan. Saya juga tidak mengharapkan kompensasi apa-apa dari tulisan itu, karena dari awal saya tulus menulisnya, sebagai bahan pertimbangan atau contekan untuk perusahaan-perusahaan lain apabila ingin memberlakukan no smoking area di kantor masing-masing. Cuma yaaa kok masa iya saya baru tahu setelah 4 tahun berlalu dan butuh waktu 5 tahun untuk kemudian saya melihat secara fisik tulisan saya.

Nah, jadi bagaimana dengan pengalaman teman-teman mengenai janji ? Silakan menulis di kolom komentar jika ingin berbagi, yaaaaa.... Terimakasih....


Komentar

  1. Mbaaa pasti senang banget ya tulisannya beredar di media2 ternama :)
    Saya maklum dengan perasaan Mba Mey yang kecewa karena tidak dikabari soal pemuatan tulisan di majalah tsb.
    Etikanya ya kasih kabar dan mengirimkan majalahnya walau tak diberi kompensasi materi tapi kan bisa menyenangkan hati kalau lihat tulisan kita dimuat :D
    Saya mengalami hal serupa saat profil saya dimuat di Tabloid Nakita dan tidak dikabari Mba. Sampe susah nyari tabloid nya. Untung ada PDF nya dikirim :)

    Semangat ya Mba Mey, hebat itu sudah banyak achievement nya.

    BalasHapus
  2. Nah saya jadi bertanya, apakah bagi media pro hanya menuliskan sumber dan penulisnya sudah cukup tanpa harus meberi tahu si penulis terlebih dahulu... atau jangan2 dia memang sudah berusaha menghubungi penulis tapi menemui kesulitan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya kurang tau pak. Tapi dalam kasus saya, saya bahkan masih telpon dan bertemu muka dengan pejabat itu dan staf2nya sampai 2 tahun setelah tulisannya terbit

      Hapus
    2. Saya termasuk orang yang berusaha selalu menepati janji saya. Karena menepati janji nama baik saya terjaga. Dan sudah pasti orang lain pun tidak akan sembarangan buat janji kepada saya. Terima kasih sharingnya. Bermanfaat bila nanti diminta menulis, saya yang background hukum bisa deal nota kesepakatan. Jadi pengalaman Mba tidak terulang ke saya.

      Hapus
  3. Weeehhh...keren nih mbak Agatha :) TUlisan sampai bisa dimuat di media apa pun itu pastilah bagus isi tulisannya. Salut buat mbak :D Kaget banget pastinya ya tulisan dimuat tanpa pemberitahuan kepada kita hehehe...

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menghargai yang terlambat ? No way

Dua bulan ini saya menghadiri banyak acara bagus-bagus yang di selenggarakan oleh beberapa perusahaan besar. Senang rasanya karena banyak yang saya pelajari dalam berbagai acara tersebut. Dari berbagai acara yang saya hadiri, ada yang di kelola dengan baik tetapi secara rata-rata saya kecewa dalam satu point penting, yaitu mengenai jadwal di mulainya acara. Saya memang orang yang memiliki kejelekan "terlalu tepat waktu" sehingga saya selalu merasa terganggu dengan waktu yang tidak jelas dan tidak sesuai jadwalnya. Buat saya awal yang baik adalah kunci kesuksesan dan untuk sebuah acara, dan awal yang baik adalah mulainya acara tepat waktu. Tentunya selain keramahan panitia, menariknya acara itu sendiri, terpenuhinya kepentingan saya di acara tersebut, dll. dokumen pribadi Mengamati beberapa acara dalam dua bulan ini dan mengingat banyaknya acara yang saya hadiri di sepanjang kehidupan saya, jujur saya merasa ada yang salah dengan urusan waktu ini.  Untuk kesekian

Memilih kaca film untuk mobil

Kali ini saya ingin berbagi mengenai seluk beluk kaca film mobil. Buat saya pribadi, kaca film di butuhkan karena sebagai pengendara perempuan, risih rasanya jika terlihat langsung dari luar mobil saat berkendara dan juga agak serem jika terlihat sedang berkendara sendirian melewati jalanan sepi di malam hari. Kejahatan bisa terjadi dimana saja dan tidak memandang jenis kelamin siy, tetapi tetap saja kalau perempuan kayanya lebih dipilih sebagai sasaran empuk, yaaa...   Ternyata banyak juga kegunaan lain dari kaca mobil selain hal tersebut di atas. Saya mendapatkan informasi ini dari acara yang di selenggarakan oleh Mobil 123 sebagai  portal otomotif nomor 1  dan  V Kool Indonesia  bekerjasama dengan Indonesian Social Blogprerneur (ISB) pada hari Rabu, 26 Juli 2017 kemarin di V Kool Flagship, jalan Trembesi, Jakarta Utara. Jadi apa saja ya kegunaannya ?  Menahan sinar matahari masuk langsung ke dalam mobil Tanpa menggunakan kaca film, suhu dalam mobil saat parkir menjadi leb

Tingkatkan Kemampuan Anak Dengan Belajar Di Luar Kelas

Belajar untuk orang-orang jaman old itu duduk manis, tangan dilipat sambil melototin buku di depan mata, gitu deh.... Padahal sebagai orang yang pernah menjadi anak-anak, semestinya kita menydaari bahwa model belajar diluar kelas justru lebih melekat hasilnya. Tidak hanya terbatas untuk anak-anak; sebagai orang dewasa, kita juga lebih rileks berada di luar ruangan di bandingkan harus terkungkung dalam cubical ruang kantor toh? Anak saya adalah salah satu pecinta kegiatan belajar di luar kelas. Itu sebabnya saat dia masih SD, guru-gurunya sangat kerepotan dengan polahnya di kelas. Anak saya tidak bisa duduk manis di kelas dan diam. Pola belajar di sekolahnya saat itu sebagian besar di dalam kelas sehingga mengakibatkan dia agak tersiksa. Setiap saat dia berkeliling kelas, melihat-lihat tugas teman-temannya dan terkesan mengganggu ketertiban.  Banyak teman-temannya yang menganggap anak saya "berbeda dan aneh" sehingga terjadi "bulliying" terhadapnya. Saat dit