Langsung ke konten utama

Terjebak dalam bus di Singapura

Dalam sebulan ke belakang, saya banyak melakukan perjalanan dengan teman-teman lama saya. Akhir Juli lalu,  saya jalan-jalan ke Bali dengan mantan teman-teman kost jaman kuliah, tetapi tidak satu fakultas ataupun satu angkatan dengan saya. Baca kisah seru nya "ke Bali". Kemudian 1 minggu setelahnya saya jalan-jalan ke Yogyakarta dengan teman-teman SMA, ini linknya "Pulang kekotamu". Dan saat ini saya baru kembali dari Singapura, berjalan-jalan dengan sahabat-sahabat kuliah satu fakultas dulu. Kali ini saya akan berbagi kisah seru saat saya bepergian ke Singapura, yaitu terjebak dalam bus kosong. Hahaha.... kok bisa ? Begini kisahnya :
penerbangan dengan AirAsia - dokumen pribadi
Saya pergi bertiga dari bandara Soekarno Hatta ke Singapura dengan maksud melepas rindu dengan salah satu sahabat kami yang saat ini tinggal di sana. Memilih penerbangan dengan Air Asia dan membeli tiket sejak bulan Maret saat ada promo, adalah salah satu keuntungan kami karena Air Asia memilki layanan yang cukup baik dengan harga terjangkau, untuk para penumpangnya. Kami menghabiskan 3 malam di apartemen di sebrang Presbyterian Church di Prinsep Street yang kami sewa via airbnb. Kami berjalan-jalan ke banyak tempat dan tidak selalu bersama-sama berempat. Kadang berdua berdua karena punya tujuan berbeda di satu waktu, kadang bertiga, dan kadang komplit.
                                     

Pada hari ketiga kami berjalan-jalan hanya bertiga karena sahabat kami harus masuk kerja sampai sore hari. Sebenarnya memang mudah untuk jalan-jalan di Singapura dengan dukungan transportasi masal yang sangat tertata, maka kamipun tidak takut berpergian sendiri. Hari itu kami bermaksud ke Chinatown dan Tiong Bahru untuk berburu kuliner yang direkomendasikan oleh beberapa teman. Dan memang maknyussss deh ternyata makanannya, yummy dan sangat "nagih" kalau nanti kami kembali lagi kesini.

jalan sekitar tiong bahru
croissant yang yummy ituuuhhh
tiong bahru bakery - recommended
Apa siy makanannya ? Itu loooo... Croissant di Tiong Bahru Bakery. Nah ceritanya setelah selesai makan croissant yummy di Tiong Bahru Bakery, kami bertiga berdebat sedikit mengenai transportasi yang akan kami pilih untuk pulang. Akhirnya kami memilih menggunakan bus karena selama 3 hari selalu menggunakan MRT. Kami menuju halte terdekat dan mencoba membaca rute untuk kembali ke apartemen. Alhasil kami menaiki bus dengan nomor 63 dari blok 18 Tiong Bahru dengan pemikiran akan berhenti di halte daerah Bugis nantinya. 

Sebenarnya saya sudah membaca dan mengatakan pada teman-teman saya bahwa ini kelihatannya jalurnya panjang sekali karena ada sekitar 30an halte yang harus kami lewati. Tetapi dengan dalih "namanya jalan-jalan" akhirnya bulat hati kami naik bus nomor 63. Setelah bus berjalan sekian lama, saya menyadari bahwa kami hanya berputar-putar di blok-blok apartemen daerah Tiong Bahru dan mengelilingi mall. Tetapi kami tetap saja duduk dan mencoba menikmati saja pemandangannya. Sampai kemudian tiba-tiba bus berhenti dan semua penumpang turun dan kami bengong karena sopir juga terlihat bersiap-siap untuk turun dari bus. Hahahaha.... Salah satu dari kami mencoba bertanya kepada sopir dan sopir hanya tersenyum dan menggelengkan kepala. Katanya, kalian tidak perlu turun dari bus tetapi kalian harus menunggu karena ini adalah "interchange station" dimana sopir istirahat sejenak. Lahhh....

Alhasil kami diam di bus dan akhirnya malah berpose dalam bus kosong sambil menunggu sopir kembali. Pasti itu sopir berpikir, dasar turis... emak-emak pulaaaa. Setelah kami bertemu teman kami yang tinggal di Singapura, dia tertawa dan bilang bagus kallian gak dikunciin dalam bus. Karena aturan dan biasanya, bus harus selalu di kunci saat sopir turun. Hadeeewwwhhh... Trus bagaimana akhir ceritanya ? Kami melanjutkan perjalanan dengan bus itu tetapi turun di Tiong Bahru (againnnn ??? hahaha..) untuk naik MRT saja. Warbiyaasakkkk.... 

Setelah kami melihat kembali rute bus tersebut, ternyata rute tersebut memang bisa mengantarkan kami ke apartemen dimana kami tinggal. Tetapi rutenya panjang sekali dan melewati 2 stasiun interchange, yang berarti memungkinkan untuk sopir istirahat. Kebayang kan kalau ditinggal turun dua kali... Itu sebabnya kami turun untuk naik MRT saja.

  

Demikian cerita lucu saat saya jalan-jalan di Singapura. Lalu selain itu, apa yang saya dapatkan ? Lebih banyak bertukar cerita kehidupan masing-masing dan saling menguatkan untuk bertumbuh dan berkembang sebagai manusia dewasa. Bercerita tentang keegoisan diri dan kemampuan beradaptasi serta janji persahabatan yang tidak lekang waktu. Tidak bisa saya share di sini tetapi biarkan itu menjadi bagian manisnya hidup bersahabat.

Semoga cerita saya memberikan tawa dan manfaat yaaaa....

Komentar

  1. beuuuuh asik banget jalan2 ke luar negeri bersama sahabat, pake acara terjebak di dalam bis, untung bisnya bagus ya mbak hahaha eh, pengalamannya bisa dijadiin catatan nih klo suatu hari aku nge-trip ke singapore

    BalasHapus
  2. Siiip ntar gua mau nyoba terjebak di bus juga biar bisa foto foto... 😉

    BalasHapus
  3. Siiip ntar gua mau nyoba terjebak di bus juga biar bisa foto foto... 😉

    BalasHapus
  4. Hahahahaha. Seru banget lho itu mbak agatha. BTW ada yg typo keknya aribnb -> airbnb.

    BalasHapus
  5. Ini mah enak udah di Singapura, lah coba saya kejebak di Changi hahahahaha

    BalasHapus
  6. Hahaha... Seru dan kocak cerita terjebak di bus, kak ...

    Kesitu lagi kesitu lagi ... 😃

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menghargai yang terlambat ? No way

Dua bulan ini saya menghadiri banyak acara bagus-bagus yang di selenggarakan oleh beberapa perusahaan besar. Senang rasanya karena banyak yang saya pelajari dalam berbagai acara tersebut. Dari berbagai acara yang saya hadiri, ada yang di kelola dengan baik tetapi secara rata-rata saya kecewa dalam satu point penting, yaitu mengenai jadwal di mulainya acara. Saya memang orang yang memiliki kejelekan "terlalu tepat waktu" sehingga saya selalu merasa terganggu dengan waktu yang tidak jelas dan tidak sesuai jadwalnya. Buat saya awal yang baik adalah kunci kesuksesan dan untuk sebuah acara, dan awal yang baik adalah mulainya acara tepat waktu. Tentunya selain keramahan panitia, menariknya acara itu sendiri, terpenuhinya kepentingan saya di acara tersebut, dll. dokumen pribadi Mengamati beberapa acara dalam dua bulan ini dan mengingat banyaknya acara yang saya hadiri di sepanjang kehidupan saya, jujur saya merasa ada yang salah dengan urusan waktu ini.  Untuk kesekian

Memilih kaca film untuk mobil

Kali ini saya ingin berbagi mengenai seluk beluk kaca film mobil. Buat saya pribadi, kaca film di butuhkan karena sebagai pengendara perempuan, risih rasanya jika terlihat langsung dari luar mobil saat berkendara dan juga agak serem jika terlihat sedang berkendara sendirian melewati jalanan sepi di malam hari. Kejahatan bisa terjadi dimana saja dan tidak memandang jenis kelamin siy, tetapi tetap saja kalau perempuan kayanya lebih dipilih sebagai sasaran empuk, yaaa...   Ternyata banyak juga kegunaan lain dari kaca mobil selain hal tersebut di atas. Saya mendapatkan informasi ini dari acara yang di selenggarakan oleh Mobil 123 sebagai  portal otomotif nomor 1  dan  V Kool Indonesia  bekerjasama dengan Indonesian Social Blogprerneur (ISB) pada hari Rabu, 26 Juli 2017 kemarin di V Kool Flagship, jalan Trembesi, Jakarta Utara. Jadi apa saja ya kegunaannya ?  Menahan sinar matahari masuk langsung ke dalam mobil Tanpa menggunakan kaca film, suhu dalam mobil saat parkir menjadi leb

Tingkatkan Kemampuan Anak Dengan Belajar Di Luar Kelas

Belajar untuk orang-orang jaman old itu duduk manis, tangan dilipat sambil melototin buku di depan mata, gitu deh.... Padahal sebagai orang yang pernah menjadi anak-anak, semestinya kita menydaari bahwa model belajar diluar kelas justru lebih melekat hasilnya. Tidak hanya terbatas untuk anak-anak; sebagai orang dewasa, kita juga lebih rileks berada di luar ruangan di bandingkan harus terkungkung dalam cubical ruang kantor toh? Anak saya adalah salah satu pecinta kegiatan belajar di luar kelas. Itu sebabnya saat dia masih SD, guru-gurunya sangat kerepotan dengan polahnya di kelas. Anak saya tidak bisa duduk manis di kelas dan diam. Pola belajar di sekolahnya saat itu sebagian besar di dalam kelas sehingga mengakibatkan dia agak tersiksa. Setiap saat dia berkeliling kelas, melihat-lihat tugas teman-temannya dan terkesan mengganggu ketertiban.  Banyak teman-temannya yang menganggap anak saya "berbeda dan aneh" sehingga terjadi "bulliying" terhadapnya. Saat dit