Langsung ke konten utama

Yogyakarta selalu di hati - catatan perjalanan persahabatan

Minggu lalu saya bepergian ke Yogyakarta bersama teman-teman SMA saya. Iyaaa teman SMA, yang artinya sudah lewat 30 tahun yang lalu, kami mulai berteman. Perjalanan yang seru, penuh canda tawa dan sedikit "pertengkaran". Saya selalu senang kembali ke kota ini, rasanya benar benar seperti lagu Yogyakarta nya KLA Project dengan suara merdu Katon Bagaskara --- Pulang ke kotamu.

------------------------------------------------------

Walaupun tidak pernah tinggal di sana, Yogyakarta buat saya adalah kota yang tidak pernah hilang dari ingatan dan selalu dirindukan. Perkenalan saya dengan kota ini adalah saat saya ingin melanjutkan sekolah setelah lulus SMP. Saya mengikuti test, sempat tinggal beberapa hari di asrama dan lulus di terima di SMA Stella Duce. Lalu mengapa saya bilang saya tidak pernah tinggal di kota ini ? Yaaaa iyalahhh, saya harus sekolah di SMA St. Aloysius Bandung karena ayah saya tidak mengijinkan saya belajar di sekolah yang muridnya satu gender. 

Lhoooo kenapa diperbolehkan test waktu itu ? Karena ayah saya sangat menyayangi saya dan tidak tega menolak permohonan saya tetapi sekaligus membuat perjanjian bahwa jika saya lulus test di Bandung, saya harus sekolah di Bandung. Kejadian ini berulang saat saya lulus SMA, dimana saya bahkan sudah mengikuti Penataran P4 di sekolah sekretaris Tarakanita, Jakarta. Dan saya harus kembali kembali ke Bandung untuk kuliah di FISIP Unpar dan FH Unpad karena alasan yang sama. Lain kali saya cerita untuk urusan ayah saya ini yaaaa.... nanti kali kalau pas anak saya kuliah tahun depan, biar pas momentnya hahaha....

Saya berkali-kali ke Yogya, tidak pernah bosan dengan nongkrong di Malioboro dan sekitarnya, tidak bosan mengunjungi candi, gunung, hutan pinus dan pantainya. Yang saya belum eksplor hanya goa-goa sekitar Yogya dan lain kali saya akan mencobanya. Saya pergi ke Yogya untuk berbagai keperluan, travelling, pekerjaan (dahulu), melayat, mampir karena menjenguk anak teman di Magelang dan seterusnya. Pernah bersama suami dan anak, pernah bersama suami saja, pernah bersama teman-teman. Pernah juga pergi sendiri, misalnya puluhan tahun lalu naik bus malam karena melayat "calon mertua gak jadi" atau beberapa bulan lalu juga saya sendiri naik kereta api melayat orangtua teman kost waktu kuliah. Jadi yaaaa, itulah Yogya buat saya... Penuh kenangan manis, juga ada kesedihan.

---------------------------------------------------

Minggu lalu saya bepergian ke Yogya via Solo dengan 6 teman SMA saya. Saya berangkat dari Jakarta sendirian dan bertemu disana dengan teman-teman yang berangkat dari Bandung dan Surabaya. Setengah hari kami menghabiskan waktu di Solo untuk kuliner dan saya juga senang bisa kembali melihat kota Solo karena saat saya masih bekerja, bisa dua minggu sekali menghabiskan waktu kerja saya disini. Ini kuliner Solo yang kami datangi, selain membeli oleh-oleh bolu mandarijn. Recomended deh pokoknya :

Rica-rica tengkleng Pak Manto

es Nini Thowong
baso tengkleng mas Bambang
Sesampai di Yogya kami langsung menjemput teman kami yang datang langsung ke Yogya dengan kereta api dan kemudian menuju rumah yang kami sewa via airbnb. Sempat merasa bersalah karena terlambat datang, kami akhirnya dimaafkan juga. Maaf sekali lagi ya bro... Malamnya saya tidak ikut makan malam keluar karena harus menyelsaikan hutang menulis blog saya dan tinggal sendirian di rumah. Sempat putus asa karena saya salah menekan layar hp yang mengakibatkan draft tulisan saya lenyap semuanya, akhirnya bisa saya tulis ulang dengan cepat karena suasana hening dalam rumah.

Malamnya kami merayakan ulangtahun salah satu teman kami dengan membuat pesta kecil tapi lengkap dengan kue ultah yang kami pesan via pemilik rumah. Bahagia rasanya melihat teman kami terharu dengan suprise dari kami saat itu. Malam itu, nyaris kami tidak tidur karena jam 3.30 kami harus segera berangkat mengejar sunrise di Bukit Panguk. 

Tidak kecewa, ini beberapa foto di hari pertama kami mengunjungi Bukit Panguk, Hutan Pinus Mangunan, Lintang Sewu, Watu Goyang, Gumuk Pasir dan Pantai Cemara Sewu  :

 

 

   

Malam harinya kami menyempatkan diri makan gudeg ceker  dan minum kopi Joss. Luar biasa loooo pedagang gudeg itu mulai berjualan jam 20.30 dan saat kami datang pukul 21.30 hanya tersisa ceker, nangka dan krecek saja, tak ada ayam atau telor. Rasa gudeg nya mantappppppsss..... Saat berjalan menuju warung kopi jos, kami sempatkan berfoto di perempatan Tugu dan terjadi adegan yang membuat kami terbahak-bahak. Sejujurnya memang membahayakan kami berfoto disitu karena kendaraan berlalulalang dan itu adalah perempatan. Saat hendak berfoto, lampu menyala hijau dan salah satu dari kami berjalan ke pinggir sedangkan kami tetap sibuk berfoto. Kemudian kami sadar kami kehilangan satu teman dalam frame tersebut dan panik mana pak ketua, mana pak ketua, hahahaha.... Dan sakit perut akibat tertawa terjadi saat kami minum kopi dimana bapak ketua ini akhirnya mengungkapkan satu rahasia besar. Tenang pak ketua, tidak aku share di sini hahaha.....

Hari ketiga dan terakhir kami tinggal berenam karena salah satu kami harus pulang terlebih dahulu. Hari ketiga kami mengunjungi Taman Sari, Candi Ijo dan Tebing Breksi. Ini penampakan foto-foto kami :
  

Seru ya perjalanan kami... Tetapi yang terpenting adalah kami belajar banyak dalam perjalanan ini, terutama saya. Saya mendapatkan ilmu menulis dengan berbicara saja untuk direkam langsung ke hp berupa tulisan, saya belajar mengatasi kerewelan kamera saya, saya belajar bertoleransi, saya belajar bersyukur atas hidup saya dan lain-lain. Banyak ya manfaat bepergian dengan teman-teman yang sudah lama kita kenal. Jadi, jangan memutus tali silaturahmi dengan teman-teman lama. Suami saya bilang, kalau kita jalan-jalan dengan teman lama, kita akan merasa kembali ke masa itu dan menjadi semuda itu jiwanya. Hahaha.... I love you, my sweet Elephant....

Apalagi bulan lalu saya juga bepergian dengan teman-teman kost masa saya kuliah, Sudah baca keseruannya kan ? Kalau belum sila klik cerita Bali



Komentar

  1. love it... real nice to read travel log.

    BalasHapus
  2. Persahabatan yg langgeng serasa selalu muda ya mba.. Pengen juga ke Yogyakarta someday

    BalasHapus
    Balasan
    1. pergilah... yogya selalu menyenangkan apalagi bersama teman-teman

      Hapus
  3. Oktober kita makan nascam bu Putra Legian yukkk 😀

    BalasHapus
    Balasan
    1. jenggggg jengggg... lama2 abang gw sewot dah bolak balik maen muluuuu... hahaha

      Hapus
  4. Oktober kita makan nascam bu Putra Legian yukkk 😀

    BalasHapus
  5. Jogja itu istimew banget ya mba 😍😍 aku mau balik lagi kesana ahh 😄

    BalasHapus
  6. Uwooow...seru sekali explore jogjanya Mba Agatha, foto2nnya juga nda kalah kece. Bahagia banget ya bisa seseruan&ngetrip bareng teman SMA :)
    Ini aku baru balik dari jogja juga ceritanya, kota yang bikin rindu ingin balik lagi ya hehe.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menghargai yang terlambat ? No way

Dua bulan ini saya menghadiri banyak acara bagus-bagus yang di selenggarakan oleh beberapa perusahaan besar. Senang rasanya karena banyak yang saya pelajari dalam berbagai acara tersebut. Dari berbagai acara yang saya hadiri, ada yang di kelola dengan baik tetapi secara rata-rata saya kecewa dalam satu point penting, yaitu mengenai jadwal di mulainya acara. Saya memang orang yang memiliki kejelekan "terlalu tepat waktu" sehingga saya selalu merasa terganggu dengan waktu yang tidak jelas dan tidak sesuai jadwalnya. Buat saya awal yang baik adalah kunci kesuksesan dan untuk sebuah acara, dan awal yang baik adalah mulainya acara tepat waktu. Tentunya selain keramahan panitia, menariknya acara itu sendiri, terpenuhinya kepentingan saya di acara tersebut, dll. dokumen pribadi Mengamati beberapa acara dalam dua bulan ini dan mengingat banyaknya acara yang saya hadiri di sepanjang kehidupan saya, jujur saya merasa ada yang salah dengan urusan waktu ini.  Untuk kesekian

Memilih kaca film untuk mobil

Kali ini saya ingin berbagi mengenai seluk beluk kaca film mobil. Buat saya pribadi, kaca film di butuhkan karena sebagai pengendara perempuan, risih rasanya jika terlihat langsung dari luar mobil saat berkendara dan juga agak serem jika terlihat sedang berkendara sendirian melewati jalanan sepi di malam hari. Kejahatan bisa terjadi dimana saja dan tidak memandang jenis kelamin siy, tetapi tetap saja kalau perempuan kayanya lebih dipilih sebagai sasaran empuk, yaaa...   Ternyata banyak juga kegunaan lain dari kaca mobil selain hal tersebut di atas. Saya mendapatkan informasi ini dari acara yang di selenggarakan oleh Mobil 123 sebagai  portal otomotif nomor 1  dan  V Kool Indonesia  bekerjasama dengan Indonesian Social Blogprerneur (ISB) pada hari Rabu, 26 Juli 2017 kemarin di V Kool Flagship, jalan Trembesi, Jakarta Utara. Jadi apa saja ya kegunaannya ?  Menahan sinar matahari masuk langsung ke dalam mobil Tanpa menggunakan kaca film, suhu dalam mobil saat parkir menjadi leb

Tingkatkan Kemampuan Anak Dengan Belajar Di Luar Kelas

Belajar untuk orang-orang jaman old itu duduk manis, tangan dilipat sambil melototin buku di depan mata, gitu deh.... Padahal sebagai orang yang pernah menjadi anak-anak, semestinya kita menydaari bahwa model belajar diluar kelas justru lebih melekat hasilnya. Tidak hanya terbatas untuk anak-anak; sebagai orang dewasa, kita juga lebih rileks berada di luar ruangan di bandingkan harus terkungkung dalam cubical ruang kantor toh? Anak saya adalah salah satu pecinta kegiatan belajar di luar kelas. Itu sebabnya saat dia masih SD, guru-gurunya sangat kerepotan dengan polahnya di kelas. Anak saya tidak bisa duduk manis di kelas dan diam. Pola belajar di sekolahnya saat itu sebagian besar di dalam kelas sehingga mengakibatkan dia agak tersiksa. Setiap saat dia berkeliling kelas, melihat-lihat tugas teman-temannya dan terkesan mengganggu ketertiban.  Banyak teman-temannya yang menganggap anak saya "berbeda dan aneh" sehingga terjadi "bulliying" terhadapnya. Saat dit