Langsung ke konten utama

Dukunglah Anak Bermain Game!

“Sayang, sudah dulu maen gamenya deh, belajar dulu yaaaa, Mau jadi apaan, main game begitu siy.” Itu yang biasa keluar dari mulut saya saat anak saya terus menerus duduk didepan laptopnya untuk main game. No dukungan samsek.

Dukunglah Anak
Dukunglah Anak Bermain Game

Pokoknya gemes kalau anak maen games muluk. Seakan anak ini hanya membuang waktu dan tidak mendapatkan apa-apa dari games yang dia mainkan. Sama gak siy, buibuk?

 

Tapi ternyata, ada loooo anak-anak milenial yang mengharumkan nama negaranya dan  bahkan memperoleh penghasilan dari games yang dimainkannya. Nahhh… mulai deh menarik ya main game inihhhhh… Jadi mulai agak mendukung, gak siy?

 

Cabang Olahraga eSport

 

eSport atau electronic sport adalah sebuah cabang olahraga yang menggunakan peralatan elektronik untuk memainkannya. Peralatan yang digunakan bisa berupa PC (computer), handphone ataupun konsol game seperti PlayStation atau Xbox.

 

Secara mudahnya saya mengatakan bahwa ini adalah pertandingan maen games online. Bener gak ya? Yaaa… gitu deh, pokoknya.

 

Dukung Impian Anak

 

Impian seorang anak perlu didukung oleh orangtuanya dengan berbagai cara. Beberapa hal tentang dukungan orangtua, pernah saya bagikan dalam Artikel : mendukung anak meraih impian ala kami. Tidak lengkap kalau tidak baca link artikel itu deh...

 

Intinya orangtua perlu membantu anak agar :

1.    Percaya impian itu dapat dicapai

2.    Berpikir besar dan focus

3.    Visualisasi impian

4.    Mengerjakan “pe er” nya

5.    Tidak mudah menyerah

6.    Mengandalkan kekuatan doa

 

Atlet eSport

 

Sejalan dengan perkembangan jaman dan teknologi, saat ini banyak anak-anak memiliki keinginan untuk menjadi pemain eSport profesional. Dan untuk menjadi pemain profesional, bukanlah hal sederhana.

 

Sebagai orangtua, kita harus peka akan minat dan bakat anak. Tidak semua anak yang suka main game itu harus dan cocok menjadi atlet eSport. Ada banyak hal yang harus dipertimbangkan untuk mendukung impian anak kita agar tidak terjadi salah keputusan.

 

Penting sekali untuk memerhatikan anak kita : apakah dia benar-benar punya keinginan kuat dan passion dibidang ini. Karena untuk anak-anak yang hanya bermain game untuk mengusir rasa lelah dan bosan belajar, menjadi atlet eSport malah mungkin manjadi beban.

 

Bukan hanya kepandaian main games saja yang diperlukan untuk menjadi profesional, Seperti layaknya atlet cabang olahraga apapun, banyak hal yang perlu dipelajari dan dilatih dengan penuh kedisplinan agar dapat menjadi bintang.

 

Menurut saya, dukungan paling utama dari orangtua adalah menanamkan keyakinan bahwa anak pasti bisa mendapatkan impiannya, jika memang itu sesuai dengan minat, bakat dan kedisiplinannya. Mengapa? Ini alasannya :

 

Skills are Cheap, Passion is Priceless - Gary Vaynerchuk

Ada keraguan, kelelahan dan rasa bosan saat kemenangan tak kunjung tiba dan sejuta alasan lain yang menghalangi langkah seseorang menjadi juara. Tetapi passion akan menyelamatkannya.

 

Keahlian dapat diperlajari dan dilatih tetapi semangat untuk melakukan hal-hal yang disukai karena kecintaan akan hal tersebut sangat berpengaruh. Dan saat itulah dukungan orang terdekat menjadi sangat berarti, untuk mengingatkan kembali kecintaannya pada jalan yang dipilihnya.

 

Pendidikan Dan Pelatihan Calon Atlet eSport

 

Untuk membuat anak kita mampu menjadi atlet profesional, dibutuhkan pelatih dan lembaga yang memberikan pendidikan teknis cara bermain, taktik permainan dan membangun mental juara.

 

Seorang atlet eSport memerlukan kemampuan untuk berlatih tanpa batas, bekerjasama dalam tim, kreatif, kritis, memiliki manajemen waktu yang baik dan berorientasi pada solusi.

 

Saya baru tau looo bahwa ada sebuah wadah pelatihan seperti diatas, yaitu LEAD by Indihome. LEAD atau Limitless Esport Academy by Indihome adalah pendidikan, pelatihan dan pengembangan atlet eSport menjadi pemain dengan mental olahragawan yang professional.

 

Pas banget ya pusat pelatihan ini, karena sebagai salah satu provider internet, Indihome juga sekaligus mampu memberikan layanan internet cepat dan internet handal untuk bermain game.

 

Tonton youtube tentang LEAD di sini

 

Akademi LEAD dimulai sejak September 2021 dan sudah lolos uji dengan masuk 6 besar di Indonesia saat mengikuti Wild Rift Champion SEA (WCS) tingkat Asia Tenggara. Pada tanggal 15 Februari lalu LEAD sudah memasuki masa inagurasi dan meloloskan 14 akademia sebagai atlet eSport. Inagurasi ini merupakan langkah awal untuk menembus level dunia eSport dan membawa nama harum Indonesia.

 

 

So, bagaimana bukibuk? Mungkin kita perlu melihat kembali apakah anak kita cocok untuk masuk akademi ini. Jangan lupa pakai Indihome dirumah adalah langkah awalnya kali yaaaa…..

 

Mari dukung passion anak kita dan berdoa untuk keberhasilannya!

Komentar

  1. Sejajarkan e-sport dengan cabang olahraga lainnya 👍👍👍

    BalasHapus
  2. setuju sih, soalnya kita hidup didunia yang telah banyak perubahan. olahraga tidak hanya melulu harus fisik. e-sport zaman now sudah bisa disejajarkan dengan cabor lainnya.

    BalasHapus
  3. Jaman skrg bermain game bukan lagi hal yg sia2, skrg kalau main game sudah ada esport

    BalasHapus
  4. aku dukung, asal anak udah memenuhi semua tanggung jawabnya sebelum main games, seperti makan, mandi, solat, belajar, dan tau batasan juga, ga lupa waktu buat istirahat, olahraga dan bersosialisasi.

    BalasHapus
  5. Waaah sekarang bahkan ada pelatihan dan pendidikan khusus e-sport ya, Mbak. Bakal bermanfaat banget buat para gamers, nih.. Kebetulan saya juga kemarin nulis ttg turnamen online yang dukung e-sport tanah air juga.. Makin keren aja dunia e-sport. Semoga bisa makin berkembang lah..

    BalasHapus
  6. Bermain game itu bagus, yang penting semua kegiatan dan tugas sekolah sudah diselesaikan dengan baik. Main game melatih kesabaran, meningkatkan memori otak dan sebagainya. Zaman now anak2 meraih prestasi melalui lomba games dan ini menarik sekali untuk diikuti terus seperti e-sport dll, hadiahnya juga fantastis yach.

    BalasHapus
  7. Keren banget sih , Indihome enggak cuma mampu memberikan layanan internet cepat dan internet handal untuk bermain game tapi juga memfasilitasi potensi gamer lewat LEAD by Indihome! Salut!

    BalasHapus
  8. Bermain game kalau emang memberikan manfaat baik bisa terus dilakukan asal dalam pengawasan. Apalagi sekarang sudah banyak pemain game profesional asal Indonesia

    BalasHapus
  9. Kalau untuk atlet eSport sepertinya masih harus dipertimbangkan lagi setelah nonton video Livy yang menjelaskan kalau atlet eSport harus sekian jam stand by main game. Khawatir mengganggu aktivitas ibadah dan sekolah. Tapi, kalau sekedar mengasah kreativitas dan kesenangan, sesekali tidak apa-apa :)

    BalasHapus
  10. Sebenarnya kalau anak punya passion di dunia game, yang memang ada manfaat positifnya, ya gpp. Tapi memang kebanyakan yang saya tahu, anak2 yg sudah kenal game jadi kecanduan, jadi kewajiban lainnya terbengkalai.

    BalasHapus
  11. Mungkin tidak semua anak cocok di e sport ya Mbak? Tapi ada juga kadang anak anak (dan kita juga) yang kebablasan dalam game.

    BalasHapus
  12. betul banget, Perlu dukungan orang tua dan arahan secara tepat jika anak memiliki passion di dunia game online. Biar hobinya bisa mencetak prestasi di dunia esport dengan menjadi atlet esport profesional.

    BalasHapus
  13. Sebenarnya anakku sempat senang main game pas SD. Tapi setelah SMP akhirnya minat itu pudar. Kayanya efek banyak ketemu kegiatan lain yang lebih asyik. Anak-anak yang memang punya passion buat jadi atlet e-sport dan bisa tekun berlatih dalam waktu yang lama perlu diarahkan dengan khusus. Keren juga nih kalau ada wadah pelatihannya.

    BalasHapus
  14. Keren sekali ya sekarang,maen game nya ga sia2,bisa dapat penghasilan pula

    BalasHapus
  15. Kayaknya emang sekarang "kerja" itu bisa darimana aja ya, atlet esport jg banyak yang sukses hehe. Tapi aku juga dulu main game, dan salah satu faktor yang bikin aku ngerti bahasa inggris ya waktu main game. Jadi main game tuh bisa dibilang gak cuma sekedar main, tapi bisa belajar jg

    BalasHapus
  16. Gak pernah terbayang dari game bisa memberikan penghasilan atau pendapatan seperti sekarang ini, semoga saja dukungan nya itu bisa dimanfaatkan dengan baik oleh si anak untuk bergerak maju dan memanfaatkan peluang yang ada dari game untuk mengembangkan diri menjadi lebih maju

    BalasHapus
  17. Bener jg ya. Skrg tuh banyak profesi baru yg lahir di dunia serba digital. Kita sbg ortu milenial ga bole kaku aplg kuno kyk ortu2 kita dulu.

    BalasHapus
  18. Ya ampun, aku jadi inget kalau di skolah ponakan aku ada eskul eSport mbak. Malah Kepsek ngadain lomba e-Sport ini, tentunya ponakan aku ikut
    Tapi sayangnya orangtua masih belum terlalu dukung
    Soalnya anaknya masih belum manage waktunya dg baik
    Smoga kedepannya smakin lebih dewasa jdi lbih bisa memanage waktu dg baik dan tetap bsa konsisten dg game online yg udah dia mainkan tsb

    BalasHapus
  19. Anakku belum tak kenalin dengan eSport karena masih jadi dilema dia membagi waktu
    Makanya ini saya kumpulkan referensi dulu supaya nanti tinggal dimainkan sambil dia menata diri akan manajemen waktu

    BalasHapus
  20. Adikku sendiri sebelumnya masih suka main game dan dimarahin, karena lupa waktu dan image gamers juga masih belum dipandang bagus gitu. Tapi sekarang setelah mkin banyak gamers yang sukses, ortuku lebih ngerti sih kalau misalkan passion adik bisa jadi emang di sana. Dan akhirnya didukung juga asal bisa manage waktu sama dia belajar dan aktivitas dunia nyata

    BalasHapus
  21. Tbh karena game aku jadi tertarik bahasa inggris. Dan itu aku geluti sejak kelas 4 sd, demi bisa namatin game karena semua instruksinya pake b.inggris.

    Selain itu, karena game justru aku jarang main keluar, anak rumahan banget. Dan ada beberapa game yang justru nambah wawasan tentang sejarah.

    Contohnya game Assassin Creed itu ada menyerempet sejarah Inggris, Amerika, bahkan sampai seluk beluk templar, dll aku jadi tahu soal itu, ya walaupun beberapa memang fiksi. Tapi dari situ aku jadi tertarik buat belajar sejarah.

    So... aku mendukung main game! Hahahaha, karena aku gamers~

    BalasHapus
  22. Zaman saya dulu stigma main game (nitendo, PS) cenderung negatif, berbeda dengan saat ini. Ada sebagian orang yang bisa mencari penghasilan dari bermain game. Tidak untuk semua anak dan orang tapi tak ada salahnya dicoba.

    BalasHapus
  23. Memang bermain game tidak selamanya buruk, asal sesuai kadar usianya. Ada usia tertentu di mana anak boleh mengenal gawai, tujuannya supaya fase perkembangan anak bisa berjalan sesuai dengan tahapannya.

    Jangan karena menganggap esport keren, menjanjikan dan lain sebagainya anak malah dicekoki game sejak dini hihihi.

    BalasHapus
  24. Betul sekali mbak, awalnya saya pun paling sebel kalo anak saya berlama-lama bermain games, dlm pikiran saya hanya buang-buang waktu. Ternyata dengan game juga dapat menumbuhkan kreatifitasnya, tapi kt sebagai orang tua harus tetap mengawasi dan memilih jenis game apa yg cocok buat anak seusianya.

    BalasHapus
  25. setuju Mbak, jadi inget dulu sepupu saya sering diomelin ortunya karena suka maen game di komputer dan dapet nilai matematika jelek tapi waktu membuktikan sesuatu.. sepupu saya jadi CEO salah satu startup yang saat ini jadi mitra indihome juga. maka benarlah mendidik anak sesuai perkembangan zaman.

    BalasHapus
  26. Saya baru tau tentang informasi ini, makasih mbak sahringnya... Saya sendiri masih belum mengenalkan anak pada game semacam ini. masih ada kekhawatiran ttg efek negatifnya. mungkin kalau sudah bisa di ajak ngobrol ttg konsekunesi dan komitmen mau cerita tentang esport ini.

    BalasHapus
  27. ESport, menurut saya adalah suatu inisiatif yang bagus. Era globalisasi seperti ini, dimana dunia games sudah banyak dikenal oleh anak-anak dan kadang mungkin banyak menghabiskan waktu mereka, motivasi untuk berkompetisi positif adalah melalui eSport ya.

    BalasHapus
  28. Setuju sekali, anak perlu dukungan dan pengawasan dalam bermain game
    Jadi ingat dulu adik saya dimarahi oleh orang tua karena kecanduan main ps dan aneka game lainnya, padahal sekarang dia pinter bahasa inggris karena suka lihat di bahasa yang dipergunakan di game

    BalasHapus
  29. Sebenarnya kalau ortu bisa memberi arahan, menyikapi positif, serta memberikan skill pengendalian diri, main games itu bisa jadi keahlian positif. Cuma ya memang sebagai ortu itu tantangan banget, seni menasehati tanpa harus melukai anak secara mental dan fisik.

    BalasHapus
  30. menjadi ortu harus punya ilmu titen, mengamati dan mengingat apa yang disukai anak, memberikan banyak pengalaman sehingga anak dapat memilih mana yang nyaman untuk dilakukan. selanjutnya tugas orang tua untuk mengarahkan dan mendukung minat anak

    BalasHapus
  31. Di zaman modern ini banyak sekali peluang yang menjanjikan dalam dunia game.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menghargai yang terlambat ? No way

Dua bulan ini saya menghadiri banyak acara bagus-bagus yang di selenggarakan oleh beberapa perusahaan besar. Senang rasanya karena banyak yang saya pelajari dalam berbagai acara tersebut. Dari berbagai acara yang saya hadiri, ada yang di kelola dengan baik tetapi secara rata-rata saya kecewa dalam satu point penting, yaitu mengenai jadwal di mulainya acara. Saya memang orang yang memiliki kejelekan "terlalu tepat waktu" sehingga saya selalu merasa terganggu dengan waktu yang tidak jelas dan tidak sesuai jadwalnya. Buat saya awal yang baik adalah kunci kesuksesan dan untuk sebuah acara, dan awal yang baik adalah mulainya acara tepat waktu. Tentunya selain keramahan panitia, menariknya acara itu sendiri, terpenuhinya kepentingan saya di acara tersebut, dll. dokumen pribadi Mengamati beberapa acara dalam dua bulan ini dan mengingat banyaknya acara yang saya hadiri di sepanjang kehidupan saya, jujur saya merasa ada yang salah dengan urusan waktu ini.  Untuk kesekian

Memilih kaca film untuk mobil

Kali ini saya ingin berbagi mengenai seluk beluk kaca film mobil. Buat saya pribadi, kaca film di butuhkan karena sebagai pengendara perempuan, risih rasanya jika terlihat langsung dari luar mobil saat berkendara dan juga agak serem jika terlihat sedang berkendara sendirian melewati jalanan sepi di malam hari. Kejahatan bisa terjadi dimana saja dan tidak memandang jenis kelamin siy, tetapi tetap saja kalau perempuan kayanya lebih dipilih sebagai sasaran empuk, yaaa...   Ternyata banyak juga kegunaan lain dari kaca mobil selain hal tersebut di atas. Saya mendapatkan informasi ini dari acara yang di selenggarakan oleh Mobil 123 sebagai  portal otomotif nomor 1  dan  V Kool Indonesia  bekerjasama dengan Indonesian Social Blogprerneur (ISB) pada hari Rabu, 26 Juli 2017 kemarin di V Kool Flagship, jalan Trembesi, Jakarta Utara. Jadi apa saja ya kegunaannya ?  Menahan sinar matahari masuk langsung ke dalam mobil Tanpa menggunakan kaca film, suhu dalam mobil saat parkir menjadi leb

Tingkatkan Kemampuan Anak Dengan Belajar Di Luar Kelas

Belajar untuk orang-orang jaman old itu duduk manis, tangan dilipat sambil melototin buku di depan mata, gitu deh.... Padahal sebagai orang yang pernah menjadi anak-anak, semestinya kita menydaari bahwa model belajar diluar kelas justru lebih melekat hasilnya. Tidak hanya terbatas untuk anak-anak; sebagai orang dewasa, kita juga lebih rileks berada di luar ruangan di bandingkan harus terkungkung dalam cubical ruang kantor toh? Anak saya adalah salah satu pecinta kegiatan belajar di luar kelas. Itu sebabnya saat dia masih SD, guru-gurunya sangat kerepotan dengan polahnya di kelas. Anak saya tidak bisa duduk manis di kelas dan diam. Pola belajar di sekolahnya saat itu sebagian besar di dalam kelas sehingga mengakibatkan dia agak tersiksa. Setiap saat dia berkeliling kelas, melihat-lihat tugas teman-temannya dan terkesan mengganggu ketertiban.  Banyak teman-temannya yang menganggap anak saya "berbeda dan aneh" sehingga terjadi "bulliying" terhadapnya. Saat dit