Langsung ke konten utama

Postingan

Sampahku Tanggungjawabku, Belajar Sejak Dini

Persoalan sampah bukanlah hal yang sepele dan mudah. Sampah jelas mempengaruhi lingkungan yang harus dijaga untuk generasi selanjutnya. Segala akibat pengelolaan sampah yang buruk bisa mengakibatkan bencana. Banyak hal bisa terjadi, seperti banjir, TPA yang tak dapat lagi menampung sampah sampai dengan masalah polusi. Saya tinggal didekat jalur truk-truk sampah yang menuju TPA Bantar Gebang, yang rata-rata menampung 6.500 - 7.000 ton sampah dari DKI Jakarta dan Bekasi. Kebayang yaaa... bau sampah menusuk hidung di jam-jam truk tersebut lewat. Huuuffftttt... Demografi Indonesia yang didominasi oleh generasi muda saat ini mengakibatkan pentingya perubahan perilaku mereka mengenai pengelolaan sampah. Untuk itu diperlukan pembelajaran mengenai hal ini melalui sekolah-sekolah sejak dini. Agar kelangsungan lingkungan sehat dapat terjaga sampai masa depan, penting sekali mengajarkan anak-anak untuk belajar bertanggungjawab atas sampah sejak dini. Anak-anak perlu membangun kebiasaan baik untuk

Bagaimana Cara Menumbuhkan Minat Baca Anak ?

Apakah saya memiliki kesulitan untuk menumbuhkan minat membaca pada anak? Tentu tidak! Kalau urusan baca membaca, anak saya tergolong kutu buku. Saat masih usia SD dan SMP sangat mudah mencari anak saya di sekolahnya. Iyesss.. di perpustakaan. Bagaimana siy saya bisa memiliki anak yang suka membaca buku? Sama aja niy jawabannya dengan pertanyaan : mengapa anak saya tidak kesulitan makan sayur? Iya benar, jawabannya karena sudah dibiasakan sejak kecil mungil imut-imut, saudara-saudara.  Ini foto saat dia masih SMP kelas 2 dimana dia asyik membaca buku dan saya sibuk ber gadget , ooppsss, hehehe..  Jadi apa yang saya lakukan sejak dia kecil? Gampang kok, tar ya saya ceritakan dibawah. Minat Baca Anak (dok:pribadi) Darurat Literasi  Berdasar survey CCSU 2016, Indonesia berada di urutan 60 dari 61 negara yang disurvey untuk tingkat literasi. Sedih yaaa... padahal generasi yang lahir ditahun 2000an itu adalah penerus kita yang tentunya perlu pengetahuan melalui bacaan juga. Penelitian yang

Stellar Women Enterpreneurship Academy : Memulai Bisnis Itu Mudah

Saya memulai bisnis kecil sejak akhir tahun lalu. Hmmm.. gimana awalnya, mudah tidak? Memulai usaha buat saya mudah siy, cuma karena mikir pengen punya penghasilan tambahan aja. Memulai Bisnis - Gambar oleh Gerd Altmann Pixabay Punya rencana berhenti bekerja awal tahun ini, saya merasa butuh kegiatan untuk mengisi waktu dan tetap memiliki penghasilan. Jadi sejak akhir tahun lalu saya mencoba berjualan sebuah produk dan kemudian menjadi beberapa produk. Lhooo jadi memulai bisnis itu mudah ya? Memang mudah, awalnya hanya sebuah tekad yang kuat saja. Lalu? Yang susah itu menjalankan dan mengembangkannya, hahaha...  Pernah melihat banyak warung makan baru, buka dimana-mana? Lalu gak berapa lama tutup, berganti nama dan pemilik. Berapa banyak orang memulai bisnis, menjual berbagai barang dan kemudian berhenti berjualan. T rus apakah usaha saya mulus? Tentu tidak semudah itu, Ferguso! Tidak mudah karena selama 30 tahun lebih saya hanyalah seorang karyawan yang berpindah kerja 10x sepanja

Festival Isi Piringku Agar Anak Mengerti Gizi Seimbang Sejak Dini

Bersyukur sekali saya ini memiliki anak yang tidak pilih-pilih makanan sejak kecil. Kenapa bersyukur? Jujur, karena saya adalah  picky eater sejati, hehehe.. Saya adalah 90% karnivora, yang tidak terlalu suka sayur dan buah sejak kecil. Mengingat masa kecil saya, sejak SD setiap malam yang saya makan adalah sate kambing langganan yang selalu lewat depan rumah. Astagaaaaa banget, kan ya. Berbekal berbagai pengetahuan, saat saya memiliki anak, tentu saya tidak mau mengulang kesalahan diri sendiri. Saya sadar bahwa picky eater adalah salah satu dari penyebab ketidakseimbangan gizi pada tubuh.  Dampak Masalah Gizi Tidak Seimbang Kondisi kekurangan makronutrien seperti stunting dan kekurangan mikronutrien zat besi yang menyebabkan anemia, adalah masalah besar pada gizi anak di Indonesia. Nah, saya tidak maulah menjadi salah satu penyumbang kesulitan buat bangsa ini. Anda juga kan? Tar yaaa.. dibawah saya akan cerita tentang bagaimana saya mensiasati agar anak mau makan sesuai gizi yang dib

Balada Si Roy, Film Perdana IDN Pictures

Balada si Roy jadi pelem, saudara-saudara! Hahaha... bacaan saya jaman masih remaja ini siy. Wajar anak muda jaman now kurang mengenal, karena cerita ini terbit di majalah HAI, awal tahun 1988. Cerita ini menurut saya siy warbiyasak ya, karena tokoh utamanya bukan digambarkan sebagai pemuda keren dengan segudang fasilitas.  Pada tahun cerita ini dibuat, tentunya bukanlah hobby yang murah untuk berpetualang. Jadi gambaran Roy menjadi hal yang warbiyasak. Dia  adalah  pemuda biasa yang memiliki cita-cita dan tekad kuat serta tidak gampang menyerah. Dengan kemampuannya bersosialisasi dan kerja keras, sampailah dia bertualang ke luar negeri.  Kejujuran dan integritas karakter Roy, diharapkan dapat dicontoh oleh generasi milenial saat ini. Film ini rasanya akan sarat pesan moral yang positif dan menjadi inspirasi bagi masyarakat. Hal ini juga dikemukakan oleh  Daniel Mahendra sebagai salah satu inisiator dari komunitas Sahabat Balada Si Roy. Menurutnya, " Nilai-nilainya masih relevan.