Langsung ke konten utama

Membuat Vlog Dalam Pandangan Si Gaptek

Serius niy membuat Vlog itu mudah ? Jika anda bertanya sebulan yang lalu kepada saya, jawabanya tegas dan jelas ; "kayanya susah bangettttt" Tapi saya beruntung sekali minggu lalu mendapatkan ilmu baru dari Kang Dudi Iskandar dalam acara Blogger Gathering CNI dan Indonesian Social Blogpreneur (ISB). Jadi jika anda bertanya saat ini, jawaban saya adalah : "tidak sesulit yang saya kira tetapi membutuhkan latihan terus menerus untuk mendapatkan vlog yang bagus." 
Flyer acara CNI x ISB x kang Dudi
CNI sebagai perusahaan MLM memang tidak salah memilih berkolaborasi dengan ISB, karena ISB selalu memberikan tambahan ilmu untuk kemajuan para anggotanya. Dan tentunya itu sejalan dengan bisnis MLM yang di jalankan oleh para anggota CNI. Untuk menjalankan bisnis MLM tentu dibutuhkan banyak pelatihan yang dapat memotivasi dan meningkatkan kemampuan para anggotanya meningkatkan omzet. Dengan banyak jenis barang yang di perdagangkan di Gerai CNI kita bisa memilih yang kita butuhkan dan tinggal "klik" saja untuk membelinya. Cusss kesana kalau lagi butuh, yaa....    

Pengenalan Vlog

Apa itu vlog yang bagus ? Hanya ada dua kriterianya menurut kang Dudi, gambarnya tidak goyang dan suaranya jelas. Nahhhhh... dua-duanya saya harus belajar banyakkkkkk... Sisanya hanyalah pemilihan konten yang menarik, seperti itu (baca seperti Syahrini melafalkannya #incesmodeon). Dulu saya berpikir bahwa seorang vlogger yang biasanya kemudian mengupload videonya di YouTube, Instastory Instagram atau FB live itu harus mahir menggunakan kamera dan pasti seorang photografer handal. Setelah belajar dari Kang Dudi, saya mengerti bahwa hal tersebut tidak sepenuhnya benar. 

Sebenarnya pelajaran membuat video sudah saya dapatkan dari suami saya yang hobby fotografi. Tetapi tahu sendiri dunk, kalau belajar sama suami kan selalu kita ngeyel dan suami menjadi tidak sabar. Lagipula tahun-tahun belakangan suami saya sudah tidak memiliki waktu untuk hobbynya yang satu ini. Beliau masih membuat foto-foto street dengan smartphone nya tetapi hanya sesekali menguploadnya di Instagram.
Semua orang suka video - dokumentai pribadi

Kemampuan dasar Vlogger

Hal dasar yang wajib dimiliki seorang vlogger adalah kemampuan menggunakan smartphone, mengedit video, membuat cerita / naskah dan menyebarkannya. Mengapa demikian ? Karena vlog adalah Video Log, yaitu gambar bercerita yang mengandung "unsur aku", jadi bukan sekedar video biasa. "Unsur aku" itulah yang membedakan vlogger dengan youtuber karena youtuber lebih bebas mengambil tema dan cerita hangat yang sedang hits.

Bicara tentang teknik

Ada 2 teknik shooting video, yaitu long shoot dan cut to cut. Untuk pengguna smartphone sebaiknya menggunakan teknik cut to cut agar hasil tidak goyang. Jika tidak memiliki tripod, monopod, tongsis, steady cam atau remote control, sebaiknya rapatkan lengan atas sampai siku ke badan anda sehingga posisi smartphone menjadi stabil. Cut to cut adalah teknik pengambilan video selama 5-10 detik untuk nantinya di rangkai dengan aplikasi smartphone. Merangkainya lebih baik berdurasi 3-5 detik dan total waktu vlog jangan terlalu panjang agar tidak membosankan. Rata-rata iklan di televisi berdurasi 30 detik dengan pergeseran gambar per 3-8.5 detik,

lengan rapat ke badan - dokumentasi pribadi
Teknik untuk mengambil gambar agar tidak monoton bisa dilakukan secara Close up, Medium atau Suasana. Sedangkan untuk anglenya bisa Zoom In / Zoom Out, Low angle, High angle, Over the Shoulder angle, Selfie atau Timelapse.


Nah yang paling saya ingat siy, ambil gambar dengan konsisten. Mendatar lebih baik sehingga video tidak ada warna hitam kiri kanannya. Video yang di ambil dengan cut to cut, di rapikan dengan cara mengambil video secara konsisten, dari kiri ke kanan atau kanan kekiri semuanya. Jika ingin bergerak, pengambilan dilakukan dengan cara memutar  badan paling banyak 45 derajat saja. Lalu mulai lagi dari titik akhir video sebelumnya. Hal itu agar penonton tidak merasa bingung dan terganggu. 

Untuk mendapatkan suara yang bagus, dibutuhkan tambahan microphone kecil yang dapat di pasang ke smartphone. Fungsinya agar suara terdengar jelas dalam situasi yang cukup ramai mengganggu.

Aplikasi Legend dan Power Director

Aplikasi yamg di ajarkan oleh kang Dudi adalah Legend dan Power Director. Pada saat workshop berjalan sambil praktek, jujur saya agak putus asa karena saya kebingungan sendiri akibat gaptek. Hahaha... Sementara di sebelah saya, kok kayanya udah jadi bagus aja tuh edit video, apalagi peserta di belakang saya.

Aplikasi Legend di gunakan untuk halaman pertama / cover video karena lebih banyak pilihan dibandingkan jika langsung membuat cover dari aplikasi Power Director. Jadi, pertama gunakan aplikasi Legend untuk memilih salah satu foto di gallery kemudian pilih juga font dan animasinya. Kemudian isi video bisa menyimpan / save dalam bentuk video.

Setelah itu, gabungkan semua video yang akan diceritakan, isi musiknya dan teks apabila diperlukan melalui aplikasi Power Director. Aplikasi ini sangat lengkap untuk mengedit video dan bahkan saya bisa membuang pinggiran video yang mengganggu dengan fasilitas cropping

Pesan dari si Gaptek 

Kuncinya menurut saya memang utak utik saja. Jangan takut salah, tinggal di ulang kembali kalau kurang memuaskan. Saya mengalami beberapa "kesalahan" dalam video saya tetapi karena memang saya ingin bisa membuat vlog, saya mencoba dan mencoba terus. Belum sempurna siy, yaa baru seminggu mencobanya. Masih banyak video goyang, foto yang saya crop menjadi kecil sehingga buram, dan lain-lain. Tetapi saya akan mencoba terus sampai menjadi hasil yang lebih baik.

Catatan lainnya adalah, jika ingin menggunggah video ke YouTube, perhatikan musik yang anda pakai karena biasanya musik merupakan copyright penciptanya. Unduh saja musik yang di sediakan secara gratis /  free copyright, yang banyak tersedia.

Berikut vlog saya pada link YouTube setelah seminggu mencoba-coba :


Terimakasih kang Dudi, ISB dan CNI...  

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menghargai yang terlambat ? No way

Dua bulan ini saya menghadiri banyak acara bagus-bagus yang di selenggarakan oleh beberapa perusahaan besar. Senang rasanya karena banyak yang saya pelajari dalam berbagai acara tersebut. Dari berbagai acara yang saya hadiri, ada yang di kelola dengan baik tetapi secara rata-rata saya kecewa dalam satu point penting, yaitu mengenai jadwal di mulainya acara. Saya memang orang yang memiliki kejelekan "terlalu tepat waktu" sehingga saya selalu merasa terganggu dengan waktu yang tidak jelas dan tidak sesuai jadwalnya. Buat saya awal yang baik adalah kunci kesuksesan dan untuk sebuah acara, dan awal yang baik adalah mulainya acara tepat waktu. Tentunya selain keramahan panitia, menariknya acara itu sendiri, terpenuhinya kepentingan saya di acara tersebut, dll. dokumen pribadi Mengamati beberapa acara dalam dua bulan ini dan mengingat banyaknya acara yang saya hadiri di sepanjang kehidupan saya, jujur saya merasa ada yang salah dengan urusan waktu ini.  Untuk kesekian

Memilih kaca film untuk mobil

Kali ini saya ingin berbagi mengenai seluk beluk kaca film mobil. Buat saya pribadi, kaca film di butuhkan karena sebagai pengendara perempuan, risih rasanya jika terlihat langsung dari luar mobil saat berkendara dan juga agak serem jika terlihat sedang berkendara sendirian melewati jalanan sepi di malam hari. Kejahatan bisa terjadi dimana saja dan tidak memandang jenis kelamin siy, tetapi tetap saja kalau perempuan kayanya lebih dipilih sebagai sasaran empuk, yaaa...   Ternyata banyak juga kegunaan lain dari kaca mobil selain hal tersebut di atas. Saya mendapatkan informasi ini dari acara yang di selenggarakan oleh Mobil 123 sebagai  portal otomotif nomor 1  dan  V Kool Indonesia  bekerjasama dengan Indonesian Social Blogprerneur (ISB) pada hari Rabu, 26 Juli 2017 kemarin di V Kool Flagship, jalan Trembesi, Jakarta Utara. Jadi apa saja ya kegunaannya ?  Menahan sinar matahari masuk langsung ke dalam mobil Tanpa menggunakan kaca film, suhu dalam mobil saat parkir menjadi leb

Tingkatkan Kemampuan Anak Dengan Belajar Di Luar Kelas

Belajar untuk orang-orang jaman old itu duduk manis, tangan dilipat sambil melototin buku di depan mata, gitu deh.... Padahal sebagai orang yang pernah menjadi anak-anak, semestinya kita menydaari bahwa model belajar diluar kelas justru lebih melekat hasilnya. Tidak hanya terbatas untuk anak-anak; sebagai orang dewasa, kita juga lebih rileks berada di luar ruangan di bandingkan harus terkungkung dalam cubical ruang kantor toh? Anak saya adalah salah satu pecinta kegiatan belajar di luar kelas. Itu sebabnya saat dia masih SD, guru-gurunya sangat kerepotan dengan polahnya di kelas. Anak saya tidak bisa duduk manis di kelas dan diam. Pola belajar di sekolahnya saat itu sebagian besar di dalam kelas sehingga mengakibatkan dia agak tersiksa. Setiap saat dia berkeliling kelas, melihat-lihat tugas teman-temannya dan terkesan mengganggu ketertiban.  Banyak teman-temannya yang menganggap anak saya "berbeda dan aneh" sehingga terjadi "bulliying" terhadapnya. Saat dit