Langsung ke konten utama

Postingan

Peran Nutrisi untuk Anak dengan Kelainan Jantung Bawaan

Tau gak kalau Kelainan / Penyakit Jantung Bawaan (PJB) adalah kelainan bawaan yang paling banyak ditemukan pada bayi dan anak? Sumpah aku baru tau setelah baca postingan FB Ikatan Dokter Anak dan mengikuti acara dari Danone Indonesia yang mengadung irisan bawang alias bikin nangis... PJB pada anak Data lama dari Indonesia Heart Association, di Indonesia ada 43.200 kasus PJB dari 4,8 juta kelahiran hidup. Jadi kira-kira tuh, 9:1.000 yang artinya setiap 1.000 anak lahir ada 9 yang mengidap PJB. Sedangkan dr. Rahmat Budi Kuswiyanto,Sp.A(K),M.Kes dari RS Hasan Sadikin Bandung mengemukakan saat ini kondisinya 1 diantara 100 anak lahir. Agak serem gak siy, seperti dalam gambar berikut : Jumlah Anak dengan PJB Sebagai seorang ibu yang termehek-mehek kalau anak lagi sakit, saya jadi makin merasa lemah bener setelah melihat kenyataan orangtua berjuang dengan anak yang PJB. Bersyukur amat sangat, anak saya lahir sehat tanpa kekurangan dan sekaligus menjadi perhatian jika nanti memiliki cucu, heh

Bijak Berplastik Dengan Kemasan Botol Daur Ulang

B awa kantung belanja, bu? Pertanyaan yang sudah terdengar wajar di tahun-tahun belakangan ini sejalan dengan kebijakan pengurangan penggunaan bahan plastik. Bagus siy, paling tidak mengurangi sedikit sampah plastik kresek itu. Jadi berpikir ya, apa saja yang bisa dilakukan kita secara pribadi untuk mengurangi sampah plastik? Beberapa yang terpikir secara sederhana : Membawa tas belanja dari bahan non plastik Membawa bekal makan siang dalam wadah yang bisa dipakai kembali Berhenti menggunakan sedotan plastik Ayo tambahkan daftar yang teman-teman punya Tapi ketika saya melongok kedalam kantung belanja saya, miris juga rasanya. Saya membeli beberapa minuman dalam botol plastik juga. Hmmm kagak kelar-kelar juga niy urusan plastik ternyata yaksss… Botol Daur Ulang (pict : https://pixabay.com/id/users/pasja) Data WorldBank menyatakan bahwa Indonesia adalah salah satu dari 5 negara di Asia Timur, yang bertanggungjawab atas 50% dari keseluruhan sampah plastik yang ada di lautan. Nge

Infodemik, Apa Dan Bagaimana Menghindarinya

Ngerasa gak siy, kalau kita tiap hari terpapar berita yang kadang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya tapi mengganggu mental? Saya siy YES.. makanya seneng banget saya tu dapat kesempatan mengikuti webminar  cek fakta Tempo dari tanggal 18-19 Juni 2021 dan mendapatkan pengetahuan untuk dapat menghindari informasi yang tidak tepat. Teman-teman paling banyak dari mana kalau dapat informasi yang begitu? Kalau saya siy dari group Whatsapp, walau di media sosial lain juga banyak. Kadang kita dapat dari keluarga dan teman dekat yang diteruskan karena rasa sayang dan tulus memberi tahu. Sayangnya kadang-kadang yang meneruskan beritanya kurang kemampuan literasinya sehingga semua berita diteruskan tanpa moderasi. Bablas gitu, yang benar dan yang salah bercampur sehingga akhirnya menimbulkan kebingungan dan kecemasan yang berujung turunnya imun tubuh. Hadewhhh... bahaya banget dah kalau sudah begitu ya, dimana masa pandemi gini, imun perlu dijaga biar kuat. Jadi, yukkks pintar-pintar

Sampahku Tanggungjawabku, Belajar Sejak Dini

Persoalan sampah bukanlah hal yang sepele dan mudah. Sampah jelas mempengaruhi lingkungan yang harus dijaga untuk generasi selanjutnya. Segala akibat pengelolaan sampah yang buruk bisa mengakibatkan bencana. Banyak hal bisa terjadi, seperti banjir, TPA yang tak dapat lagi menampung sampah sampai dengan masalah polusi. Saya tinggal didekat jalur truk-truk sampah yang menuju TPA Bantar Gebang, yang rata-rata menampung 6.500 - 7.000 ton sampah dari DKI Jakarta dan Bekasi. Kebayang yaaa... bau sampah menusuk hidung di jam-jam truk tersebut lewat. Huuuffftttt... Demografi Indonesia yang didominasi oleh generasi muda saat ini mengakibatkan pentingya perubahan perilaku mereka mengenai pengelolaan sampah. Untuk itu diperlukan pembelajaran mengenai hal ini melalui sekolah-sekolah sejak dini. Agar kelangsungan lingkungan sehat dapat terjaga sampai masa depan, penting sekali mengajarkan anak-anak untuk belajar bertanggungjawab atas sampah sejak dini. Anak-anak perlu membangun kebiasaan baik untuk

Bagaimana Cara Menumbuhkan Minat Baca Anak ?

Apakah saya memiliki kesulitan untuk menumbuhkan minat membaca pada anak? Tentu tidak! Kalau urusan baca membaca, anak saya tergolong kutu buku. Saat masih usia SD dan SMP sangat mudah mencari anak saya di sekolahnya. Iyesss.. di perpustakaan. Bagaimana siy saya bisa memiliki anak yang suka membaca buku? Sama aja niy jawabannya dengan pertanyaan : mengapa anak saya tidak kesulitan makan sayur? Iya benar, jawabannya karena sudah dibiasakan sejak kecil mungil imut-imut, saudara-saudara.  Ini foto saat dia masih SMP kelas 2 dimana dia asyik membaca buku dan saya sibuk ber gadget , ooppsss, hehehe..  Jadi apa yang saya lakukan sejak dia kecil? Gampang kok, tar ya saya ceritakan dibawah. Minat Baca Anak (dok:pribadi) Darurat Literasi  Berdasar survey CCSU 2016, Indonesia berada di urutan 60 dari 61 negara yang disurvey untuk tingkat literasi. Sedih yaaa... padahal generasi yang lahir ditahun 2000an itu adalah penerus kita yang tentunya perlu pengetahuan melalui bacaan juga. Penelitian yang