Langsung ke konten utama

Financial Peace of Mind, impian setiap orang

Siapa yang tidak ingin hidup dengan kedamaian pikiran ? Salah satu cara memiliki kedamaian pikiran adalah dengan memiliki keuangan yang dapat di andalkan. Bukan berarti penghasilannya sangat besar dan kelihatannya tajir melintir (catet : kelihatannya). Cukup dengan mengelola keuangan yang ada dengan baik sehingga kebutuhan dapat tercukupi. Itulah yang saya sebut Financial Peace of Mind dalam artikel ini. 
Peace of Mind - pict. dokumen pribadi
Mengelola keuangan memang hal yang sangat penting agar kita tidak hidup "besar pasak daripada tiang". Orang yang berpenghasilan besar dan tidak dapat mengelola keuangannya dengan baik sering sekali tetap tidak memiliki dana yang cukup saat memerlukannya. Boro-boro saat menjelang usia senja, bahkan saat masih memiliki penghasilanpun banyak orang membelanjakan uangnya untuk hal-hal yang kurang bermanfaat.

Saya sudah melihat banyak orang yang tampak tajir melintir tetapi ternyata keropos kondisi keuangannya dan memiliki banyak hutang. Banyak yang tetap bersikeras memenuhi gaya hidupnya yang sejatinya tidak lagi dapat di topang dari kondisi keuangannya. Berapa banyak artis tenar yang saat ini sudah berusia lanjut, berujung pada hidup tergantung pada orang lain. Semoga tidak terjadi pada para atlet peraih medali Asian Games lalu yaaa.. 

Banyak teman-teman saya yang berprofesi karyawan, juga memiliki masalah yang sama. Godaan menggunakan uang untuk gaya hidup memang sangat besar. Seiring meningkatnya penghasilan, kopi sachet atau kopi hitam biasa sudah tidak mampu lagi memenuhi keinginannya. Mereka merasa butuh hangout di kedai kopi berlabel luar negeri yang harga kopinya 12 kali lipat dari kopi yang biasanya mereka tenggak saat gajinya belum naik 20% saja. Looo, apa tidak boleh kita ngupi ngupi tjantiek di kedai itu ? Boleh, kenapa tidak ? Tapi perlu disadari bahwa keinginan bukanlah kebutuhan yaaa... Keinginan boleh dipenuhi selama sudah dianggarkan, gituuuu maksud saya. Boleh looo di catet !
ngupi tjantiek - pict. dokumen pribadi
Pembahasan tentang pengelolaan keuangan oleh teh Liswanti saat acara komunitas ISB yang saya hadiri minggu lalu, bisa di jadikan patokan dasar untuk mewujudkan impian Financial Peace of Mind. Beliau membagi-bagi penghasilan yang di peroleh dengan prosentase yang baik sebagai berikut :
  1. Zakat / sedekah / infak 5%
  2. Dana darurat 10%
  3. Biaya hidup 40%
  4. Tabungan 25%
  5. Gaya Hidup 5%
  6. Investasi 15%
Prosentase ini berlaku untuk semua orang yang memiliki penghasilan dan tidak memiliki hutang tentunya. Makanya jangan berhutang.... #eehh. Mengapa tabungan dan investasi kok besar sekali ya porsinya ? Menurut saya karena kita harus memperhitungkan bahwa ada masanya kita tidak lagi memiliki penghasilan secara aktif setiap bulannya sehingga nantinya dana itulah yang akan di pergunakan.

keinginan vs kebutuhan - pict. materi presentasi
Kunci dari semua ini hanyalah niat dan kedisiplinan dalam mengelola keuangan. Jadi ya kembali ke diri sendiri saja, kondisi keuangan yang seperti apa yang kita impikan dalam 5-10 tahun kedepan. Kemudian hal tersebut dapat kita break down dalam cita-cita keuangan tahunan, sehingga diperoleh hal-hal yang kita perlu lakukan setiap bulan terhadap penghasilan kita.

Untuk memulai pembagian seperti diatas, mulailah mencatat setiap pengeluaran harian kita. Sekecil apapun tidak boleh luput di catat sehingga kita akan mengetahui pola pengeluaran kita saat ini. Dalam tiga bulan kedepan, rubahlah pola tersebut ke arah prosentase seperti diatas. Tidak ada kata terlambat untuk memulainya loo... 

-----------------------------------------

Selain belajar mengatur pengeluaran, tentunya kita ingin menigkatkan penghasilan ya.. Supaya angkanya lebih leluasa di bagi-bagi, hahaha... Nah, karena sebagian peserta adalah blogger, tentunya salah satu usahanya adalah membuat blog yang bagus dan dibaca banyak orang.

Untuk memperoleh trafik pada blog kita, salah satu caranya adalah dengan SEO yaitu "search engine optimization" (pengoptimalan mesin telusur) atau "search engine optimizer". Kalau kalimat gamapngan saya siy, cara supaya artikel kita bertengger di halaman awal mesin pencarian Google.
SEO itu buat apa ? - pict. materi presentasi
Ikut belajar SEO dari mas Niko kali ini, saya jadi lebih menyadari bahwa untuk menjadikan artikel kita ada di halaman pertama pencarian mesin Google memang tidak mudah. Fokusnya kali ini adalah  kita harus melakukan optimasi gabungan on page dan off page. Tidak bisa dikerjakan hanya satu sisi saja untuk memperoleh hasilnya.

Saya senang belajar, bahkan berkali-kali untuk materi yang sama dan sulit (menurut saya). Belajar mengenai SEO menurut saya sulit. Seingat saya sudah tiga kali saya mendapatkan materi ini, bukan karena saya tamak dan ingin mendapatkan semua lika liku tentang SEO. Hal itu hanya karena keterbatasan saya mencerna hal-hal teknis dan menerapkannya perlahan, satu persatu dengan catatan "selagi mau".
Cara optimasi SEO, on page dan off page - pict. materi prsentasi
Untuk On page, kita perlu memperhatikan judul, sub judul, meta deskripsi, penempatan keyword dan banyaknya keyword dalam artikel kita. Sedangkan untuk off page, kita bisa melakukan share artikel di sosial media, membangun jaringan link yang kuat, membuat artikel yang menarik dan bergabung dalam forum-forum agar artikel dapat tersebar luas. 

Nahhhhh, apalagi yang di tunggu ? Yukk lakukan yang kita dapatkan dari sharing-sharing bermanfaat seperti ini.

Komentar

  1. Mengelola keuangan minimal membuat catatan pengeluaran dan penerimaan tentunya ya :)

    BalasHapus
  2. Galpok nih ngeliat makanannya.. Diiringi menjajal materi seo dn atur keuangannya

    BalasHapus
  3. Ini salah satu SEO Off Page yang saya praktikan. Hehehehe...

    Oh donut....

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menghargai yang terlambat ? No way

Dua bulan ini saya menghadiri banyak acara bagus-bagus yang di selenggarakan oleh beberapa perusahaan besar. Senang rasanya karena banyak yang saya pelajari dalam berbagai acara tersebut. Dari berbagai acara yang saya hadiri, ada yang di kelola dengan baik tetapi secara rata-rata saya kecewa dalam satu point penting, yaitu mengenai jadwal di mulainya acara. Saya memang orang yang memiliki kejelekan "terlalu tepat waktu" sehingga saya selalu merasa terganggu dengan waktu yang tidak jelas dan tidak sesuai jadwalnya. Buat saya awal yang baik adalah kunci kesuksesan dan untuk sebuah acara, dan awal yang baik adalah mulainya acara tepat waktu. Tentunya selain keramahan panitia, menariknya acara itu sendiri, terpenuhinya kepentingan saya di acara tersebut, dll. dokumen pribadi Mengamati beberapa acara dalam dua bulan ini dan mengingat banyaknya acara yang saya hadiri di sepanjang kehidupan saya, jujur saya merasa ada yang salah dengan urusan waktu ini.  Untuk kesekian

Memilih kaca film untuk mobil

Kali ini saya ingin berbagi mengenai seluk beluk kaca film mobil. Buat saya pribadi, kaca film di butuhkan karena sebagai pengendara perempuan, risih rasanya jika terlihat langsung dari luar mobil saat berkendara dan juga agak serem jika terlihat sedang berkendara sendirian melewati jalanan sepi di malam hari. Kejahatan bisa terjadi dimana saja dan tidak memandang jenis kelamin siy, tetapi tetap saja kalau perempuan kayanya lebih dipilih sebagai sasaran empuk, yaaa...   Ternyata banyak juga kegunaan lain dari kaca mobil selain hal tersebut di atas. Saya mendapatkan informasi ini dari acara yang di selenggarakan oleh Mobil 123 sebagai  portal otomotif nomor 1  dan  V Kool Indonesia  bekerjasama dengan Indonesian Social Blogprerneur (ISB) pada hari Rabu, 26 Juli 2017 kemarin di V Kool Flagship, jalan Trembesi, Jakarta Utara. Jadi apa saja ya kegunaannya ?  Menahan sinar matahari masuk langsung ke dalam mobil Tanpa menggunakan kaca film, suhu dalam mobil saat parkir menjadi leb

Tingkatkan Kemampuan Anak Dengan Belajar Di Luar Kelas

Belajar untuk orang-orang jaman old itu duduk manis, tangan dilipat sambil melototin buku di depan mata, gitu deh.... Padahal sebagai orang yang pernah menjadi anak-anak, semestinya kita menydaari bahwa model belajar diluar kelas justru lebih melekat hasilnya. Tidak hanya terbatas untuk anak-anak; sebagai orang dewasa, kita juga lebih rileks berada di luar ruangan di bandingkan harus terkungkung dalam cubical ruang kantor toh? Anak saya adalah salah satu pecinta kegiatan belajar di luar kelas. Itu sebabnya saat dia masih SD, guru-gurunya sangat kerepotan dengan polahnya di kelas. Anak saya tidak bisa duduk manis di kelas dan diam. Pola belajar di sekolahnya saat itu sebagian besar di dalam kelas sehingga mengakibatkan dia agak tersiksa. Setiap saat dia berkeliling kelas, melihat-lihat tugas teman-temannya dan terkesan mengganggu ketertiban.  Banyak teman-temannya yang menganggap anak saya "berbeda dan aneh" sehingga terjadi "bulliying" terhadapnya. Saat dit