Langsung ke konten utama

Apakah Uang Bukan Segalanya?

Uang memang bukan segalanya tapi banyak hal membutuhkan uang. Betul? Bukan uang yang membuat bahagia tetapi keributan tentang uang merenggut banyak kebahagiaan.

Kehidupan rumah tangga pastinya tidak lepas dari urusan keuangan keluarga. Biaya tempat tinggal, transportasi untuk bekerja, makan sehari-hari, tagihan-tagihan bulanan, biaya sekolah anak-anak; semuanya membutuhkan uang. Belum lagi keinginan liburan, membantu keuangan orangtua dan saudara, kondisi darurat karena sakit atau kehilangan pekerjaan. 

Sudah banyak contoh rumahtangga yang “bubar jalan” karena kondisi keuangan yang carut marut. Artinya, urusan keuangan ini tidak dapat di pandang sebelah mata dan kita harus “melek keuangan”.

Itulah pentingnya literasi keuangan sehingga setiap orang dapat membuat perencanaan keuangan yang sesuai dengan kebutuhannya. Memang kadang sulit membedakan kebutuhan dan keinginan karena setiap tahap kehidupan memiliki tantangannya sendiri.

Kondisi literasi keuangan di Indonesia


Survey nasional Literasi dan Inklusi Keuangan pada tahun 2016 dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan hasil kurang baik. Kurang dari 30% orang Indonesia saat itu “melek keuangan”, yang artinya tingkat pemahaman masyarakat terhadap produk dan jasa keuangan masih rendah. Untuk perempuan bahkan hasilnya lebih rendah, yaitu 25,5%, dibanding pria yang sebesar 33,2%.  
tips mengelola dana - booklet PRU
Tentunya ini menjadi perhatian dari pemerintah untuk memberikan lebih banyak pendidikan keuangan kepada masyarakat. Prudential Indonesia, sebagai sebuah perusahaan jasa keuangan, menjawab tantangan ini dalam bentuk Community Investment Prudential. Bentuknya adalah memberikan edukasi keuangan kepada masyarakat, khususnya perempuan.

Pelatihan Literasi Keuangan oleh Prudential Indonesia 

Jens Reinsch, President Director Prudential Indonesia mengungkapkan,"Kami percaya pada tingginya potensi perempuan Indonesia terhadap kemajuan dan pertumbuhan ekonomi Indonesia jangka panjang, Oleh karena itu kami menaruh perhatian kepada perempuan pada program peningkatan litersasi keuangan yang kami jalankan, Hal ini sejalan dengan strategi pemerintah yan menempatkan perempuan sebagai prioritas utama dalam berbagai program peningkatan literasi keuangan di Indonesia.”


Pelatihan Literasi Keuangan untuk Perempuan adalah inisiatif untuk memberdayakan perempuan Indonesia agar mampu mengelola keuangan keluarga dan mempersiapkan masa depan yang lebih baik. Program ini merupakan salah satu fokus utama dan menjadi program unggulan Community Investment Prudential Indonesia di bidang edukasi. Kegiatannya di lakukan oleh PRUvolunteers yaitu karyawan Prudential Indonesia yang kompeten dan berpengalaman menjadi fasilitator. 
pelatihan di Jakarta
Program yang di mulai dari tahun 2009 ini, sampai saat ini sudah menjangkau 27.000 perempuan di 24 kota di Indonesia. PRUvolunteers melakukan sinergi dengan Kementerian Perdagangan, Kementerian Pariwisata Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Kementerian Kelautan dan Perikanan, dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.  Mereka juga membentuk kemitraan dengan komunitas istri nelayan, pedagang, UKM, PKK, mahasiswa, guru dan ibu rumah tangga.

Tahun 2018 program dimulai dari Manado kemudian ke Ambon, Sorong, Malang dan berakhir di Jakarta pada tanggal 11 Desember 2018. Pemilihan daerah-daerah diluar kota Jakarta, didsaarkan pada index daerah tersebut, yang ternyata lebih kecil daripada skala nasional yang 30% tersebut di atas. Program ini akan terus berlanjut ke tahun 2022 dengan target  50.000 perempuan. 

Peserta mendapatkan pelatihan mengenai pengelolaan keuangan dasar secara komprehensif dari para fasilitator. Mereka diajarkan mengenal berbagai jenis lembaga keuangan dan instrumen keuangan, seperti tabungan, asuransi, pinjaman, dan dana pensiun. Diharapkan setelah pelatihan, mereka mendapatkan solusi proaktif untuk masa depan keuangan yang terencana dan minim resiko.

Tips Mengatur Keuangan Secara Benar


Untuk mengatur keuangan dengan benar, kita perlu mengetahui jenis pendapatan yang diperoleh; apakah penghasilan teratur dan tetap (contoh: gaji bulanan / mingguan) ataukah tidak tetap (berdasar proyek). Adakah sumber penghasilan lainnya?


Setelah itu, tentunya harus diketahui apa saja kebutuhan dasar kita? Apa saja pengeluaran wajib, tambahan, dan kemungkinan pengeluaran darurat? Dan tentunya harus memiliki simpanan.  

Pengaturan semua pengeluaran ini, kuncinya adalah DISIPLIN. Untuk dapat hidup layak dan memiliki masa depan keuangan yang mumpuni, catatlah pengeluaran harian sehingga dapat di evaluasi setiap akhir bulan. Apa saja yang benar-benar merupakan kebutuhan dan apa yang hanya “lapar mata”.

Hal-hal yang wajib di perhatikan:

  1. Menabung adalah hal utama sehingga banyak para pakar keuangan menyarankan untuk menabung di muka. Iyaaaa… Menabunglah dulu setiap mendapatkan penghasilan minimal sebesar 10% dan sisanya baru digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.
  2. Tetapkan rencana jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang anda sehingga mudah mengatur dananya. Jangka pendek satu tahun seperti untuk pulang kampung, acara ulangtahun, kondisi darurat. Untuk jangka 1-4 tahun misalnya hendak menikah, wisata atau merintis/mengembangkan usaha. Di atas 5 tahun misalnya untuk pendidikan anak, memiliki rumah dll
  3. Pemisahan rekening untuk keperluan sehari-hari dengan rekening yang digunakan untuk usaha. Ini penting sehingga dapat dipisahkan pengeluarannya dan mengetahui kesehatan usaha.
  4. Berhutang tidaklah tabu tetapi kita harus bijak melakukannya. Jangan sampai karena saat ini banyak kemudahan dalam hal ini, kita menjadi konsumtif dan tidak terkontrol. Maksimal cicilan untuk membayar pinjaman adalah di bawah 30% penghasilan.
  5. Mulailah berinvestasi dalam instrumen keuangan yang tepat. Kenali ciri-ciri, jangka waktu dan keuntungan tiap jenis investasi.
Kalau saya pribadi siy, supaya “sadar diri” hahaha.. membuat tabel kehidupan dimana saya mencantumkan semua usia anggota keluarga sehingga tahu persis bagaimana menyusun perencanaan keuangan.


Contoh :
tabel usia - dokumen pribadi
Dengan melihat tabel ini, kita bisa melihat usia masing-masing dalam beberapa tahun kedepan. Dengan begitu mudah untuk mengatur keuangan dan mengetahui investasi apa yang harus kita miliki. Hal itu sejalan dengan usia anak yang akan memasuki sekolah dan usia orangtua yang lebih membutuhkan dana kesehatan. 

Karena sejatinya kebahagiaan adalah saat orang-orang di sekeliling kita terjamin untuk hidup layak dan bahagia juga. Jadi bagaimana niy, uang bukan segalanya tetapi pengaturan keuangan yang benar menjadikan kita bahagia dan sejahtera yaa..

Semoga bisa membantu..




Komentar

  1. Thx u utk informasinya. Kita perlu info YG bnyk karena fasilitas era digital banyak Dan cepat.

    BalasHapus
  2. Yuk diatur, utk hidup lbh baik

    BalasHapus
  3. Berarti waktu emak saya nyatet-nyatet pas terima duit dari bapak saya, sebenernya sudah berliterasi ya, hanya saja baru bunyi sekarang bahasanya seiring kemajuan informasi dan teknologi.

    BalasHapus
  4. Uang bukan segalanya, tapi tanpa uang sulit juga bisa melakukan segalanya :D
    Aku termasuk perempuan yang masih serampangan dalam menggunakan uang nih. Mudahan suatu hari ada juga pelatihan keuangan khusus untuk freelancer atau blogger ya

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menghargai yang terlambat ? No way

Dua bulan ini saya menghadiri banyak acara bagus-bagus yang di selenggarakan oleh beberapa perusahaan besar. Senang rasanya karena banyak yang saya pelajari dalam berbagai acara tersebut. Dari berbagai acara yang saya hadiri, ada yang di kelola dengan baik tetapi secara rata-rata saya kecewa dalam satu point penting, yaitu mengenai jadwal di mulainya acara. Saya memang orang yang memiliki kejelekan "terlalu tepat waktu" sehingga saya selalu merasa terganggu dengan waktu yang tidak jelas dan tidak sesuai jadwalnya. Buat saya awal yang baik adalah kunci kesuksesan dan untuk sebuah acara, dan awal yang baik adalah mulainya acara tepat waktu. Tentunya selain keramahan panitia, menariknya acara itu sendiri, terpenuhinya kepentingan saya di acara tersebut, dll. dokumen pribadi Mengamati beberapa acara dalam dua bulan ini dan mengingat banyaknya acara yang saya hadiri di sepanjang kehidupan saya, jujur saya merasa ada yang salah dengan urusan waktu ini.  Untuk kesekian

Memilih kaca film untuk mobil

Kali ini saya ingin berbagi mengenai seluk beluk kaca film mobil. Buat saya pribadi, kaca film di butuhkan karena sebagai pengendara perempuan, risih rasanya jika terlihat langsung dari luar mobil saat berkendara dan juga agak serem jika terlihat sedang berkendara sendirian melewati jalanan sepi di malam hari. Kejahatan bisa terjadi dimana saja dan tidak memandang jenis kelamin siy, tetapi tetap saja kalau perempuan kayanya lebih dipilih sebagai sasaran empuk, yaaa...   Ternyata banyak juga kegunaan lain dari kaca mobil selain hal tersebut di atas. Saya mendapatkan informasi ini dari acara yang di selenggarakan oleh Mobil 123 sebagai  portal otomotif nomor 1  dan  V Kool Indonesia  bekerjasama dengan Indonesian Social Blogprerneur (ISB) pada hari Rabu, 26 Juli 2017 kemarin di V Kool Flagship, jalan Trembesi, Jakarta Utara. Jadi apa saja ya kegunaannya ?  Menahan sinar matahari masuk langsung ke dalam mobil Tanpa menggunakan kaca film, suhu dalam mobil saat parkir menjadi leb

Tingkatkan Kemampuan Anak Dengan Belajar Di Luar Kelas

Belajar untuk orang-orang jaman old itu duduk manis, tangan dilipat sambil melototin buku di depan mata, gitu deh.... Padahal sebagai orang yang pernah menjadi anak-anak, semestinya kita menydaari bahwa model belajar diluar kelas justru lebih melekat hasilnya. Tidak hanya terbatas untuk anak-anak; sebagai orang dewasa, kita juga lebih rileks berada di luar ruangan di bandingkan harus terkungkung dalam cubical ruang kantor toh? Anak saya adalah salah satu pecinta kegiatan belajar di luar kelas. Itu sebabnya saat dia masih SD, guru-gurunya sangat kerepotan dengan polahnya di kelas. Anak saya tidak bisa duduk manis di kelas dan diam. Pola belajar di sekolahnya saat itu sebagian besar di dalam kelas sehingga mengakibatkan dia agak tersiksa. Setiap saat dia berkeliling kelas, melihat-lihat tugas teman-temannya dan terkesan mengganggu ketertiban.  Banyak teman-temannya yang menganggap anak saya "berbeda dan aneh" sehingga terjadi "bulliying" terhadapnya. Saat dit