Langsung ke konten utama

Mencintai Diri Sendiri - sebuah langkah cerdas

Sebagai "spesies" yang cuek bebek, saya adalah orang yang sangat tidak peduli terhadap pandangan dan omongan orang lain terhadap diri saya. Sangat jarang saya tersinggung atas tudingan dan stempel yang di sematkan kepada saya karena buat saya semua itu tidak penting. Hah ??? Terus apa yang penting dunk ? Buat saya yang penting adalah pandangan saya terhadap diri saya sendiri dalam hal yang positif. Maksudnya ???

foto saya di tengah2 mall besar di liatin orang banyak CUEK AJA
Saya percaya, tidak ada satu orangpun di dunia yang dapat merendahkan saya jika saya tidak mengijinkannya. Jadi jika ada orang yang mengata-ngatai saya, cukup senyum, kibas rambut bak iklan shampoo, lalu bilang,"Itu kan menurut kamu, honey bunny sweety..." Hahaha... Hal ini juga saya ajarkan kepada anak saya yang saat kecilnya mengalami bullying di sekolahnya. Saya katakan kepadanya bahwa pandangan orang lain hanya akan berpengaruh apabila orang tersebut memberikan kontribusi yang menyangkut masalah hidup dan mati. Ekstrem ya saya ? Memang...

Dalam perjalanan hidup yang sudah setengah abad ini, saya sudah melihat banyak sekali orang yang hidup dengan "terlalu" mendengar kata orang lain. Pandangan orang lain menjadi pengaruh besar dan mengakibatkan hidupnya penuh dengan pencitraan tetapi sangat tidak bahagia. Terlalu banyak masalah yang diciptakan sendiri akibat mendengar dan berpijak pada pandangan orang lain. Kemudian berdalih dengan kalimat," Gak apa-apa, buat diri saya tidak usah dipikirkan." atau " Saya mau digimanain juga terserah, masa bodo" atau "Saya mah apa atuh, cuma remahan rengginang." Menurut kalian bagaimana kalimat-kalimat tersebut ?

Apakah saya pernah mengucapkan kalimat seperti itu ? Sebagai guyonan tidak serius saya pernah melakukannya. Tetapi dalam diri saya sendiri, saya tahu persis nilai saya dan tidak akan pernah berusaha menjadi orang lain karena saya mencintai diri sendiri. Orang mungkin menyebutnya harga diri tetapi saya kurang menyukai istilah itu. Harga itu bisa di tawar, kecuali di beri label "HARGA PAS" hahaha... Saya lebih suka menyebutnya nilai diri #ngarangdewek. Karena nilai menurut saya mutlak dan gak bisa ditawar-tawar.

Lalu apakah artinya saya menjadi seenak sendiri ? Tidak juga, karena justru saya sangat santai dan toleran pada orang lain. Waduhhhh.. bisa diinjak-injak orang dunk kalau terlalu toleran ? Gitu yaaa mikirnya kan ? Tahu dunk jawaban saya, tuhhhh ada di atas. Hahaha... Saya menikmati hidup dan bahagia dengan apa yang saya lakukan untuk diri sendiri dan orang lain. Saya sudah melepaskan rasa ego setelah melewati banyak hal dalam perjalanan hidup saya. Yang kemudian saya dapatkan adalah pelajaran seperti : Kasih makan ego orang lain sampai dia puas dan kenyang, dan percayalah, akan ada saatnya dia membayar kita lebih banyak.
malaikat juga tau, aku yang jadi juaranya, hahaha..
Pada akhirnya nanti yang menjadi perhitungan adalah hubungan kita dengan Yang Di atas dan bukan pada pandangan manusia. Prinsip saya dalam menjalani sisa hidup yang tidak tahu juga berapa lama lagi adalah : Cintailah dirimu sendiri dengan sangatttttt sampai cinta itu meluber keluar dari dalam diri dan tercurah semua untuk orang lain. Dengan begitu, kita gak pernah mikir terlalu banyak tentang sebuah harga diri. Karena saya percaya, Tuhan akan memberi perhitungan yang banyak atas cinta kita dan mengurangi nilai kita dengan kebencian yang dimiliki.

Boleh setuju boleh tidak loooo... Monggo...



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menghargai yang terlambat ? No way

Dua bulan ini saya menghadiri banyak acara bagus-bagus yang di selenggarakan oleh beberapa perusahaan besar. Senang rasanya karena banyak yang saya pelajari dalam berbagai acara tersebut. Dari berbagai acara yang saya hadiri, ada yang di kelola dengan baik tetapi secara rata-rata saya kecewa dalam satu point penting, yaitu mengenai jadwal di mulainya acara. Saya memang orang yang memiliki kejelekan "terlalu tepat waktu" sehingga saya selalu merasa terganggu dengan waktu yang tidak jelas dan tidak sesuai jadwalnya. Buat saya awal yang baik adalah kunci kesuksesan dan untuk sebuah acara, dan awal yang baik adalah mulainya acara tepat waktu. Tentunya selain keramahan panitia, menariknya acara itu sendiri, terpenuhinya kepentingan saya di acara tersebut, dll. dokumen pribadi Mengamati beberapa acara dalam dua bulan ini dan mengingat banyaknya acara yang saya hadiri di sepanjang kehidupan saya, jujur saya merasa ada yang salah dengan urusan waktu ini.  Untuk kesekian

Memilih kaca film untuk mobil

Kali ini saya ingin berbagi mengenai seluk beluk kaca film mobil. Buat saya pribadi, kaca film di butuhkan karena sebagai pengendara perempuan, risih rasanya jika terlihat langsung dari luar mobil saat berkendara dan juga agak serem jika terlihat sedang berkendara sendirian melewati jalanan sepi di malam hari. Kejahatan bisa terjadi dimana saja dan tidak memandang jenis kelamin siy, tetapi tetap saja kalau perempuan kayanya lebih dipilih sebagai sasaran empuk, yaaa...   Ternyata banyak juga kegunaan lain dari kaca mobil selain hal tersebut di atas. Saya mendapatkan informasi ini dari acara yang di selenggarakan oleh Mobil 123 sebagai  portal otomotif nomor 1  dan  V Kool Indonesia  bekerjasama dengan Indonesian Social Blogprerneur (ISB) pada hari Rabu, 26 Juli 2017 kemarin di V Kool Flagship, jalan Trembesi, Jakarta Utara. Jadi apa saja ya kegunaannya ?  Menahan sinar matahari masuk langsung ke dalam mobil Tanpa menggunakan kaca film, suhu dalam mobil saat parkir menjadi leb

Tingkatkan Kemampuan Anak Dengan Belajar Di Luar Kelas

Belajar untuk orang-orang jaman old itu duduk manis, tangan dilipat sambil melototin buku di depan mata, gitu deh.... Padahal sebagai orang yang pernah menjadi anak-anak, semestinya kita menydaari bahwa model belajar diluar kelas justru lebih melekat hasilnya. Tidak hanya terbatas untuk anak-anak; sebagai orang dewasa, kita juga lebih rileks berada di luar ruangan di bandingkan harus terkungkung dalam cubical ruang kantor toh? Anak saya adalah salah satu pecinta kegiatan belajar di luar kelas. Itu sebabnya saat dia masih SD, guru-gurunya sangat kerepotan dengan polahnya di kelas. Anak saya tidak bisa duduk manis di kelas dan diam. Pola belajar di sekolahnya saat itu sebagian besar di dalam kelas sehingga mengakibatkan dia agak tersiksa. Setiap saat dia berkeliling kelas, melihat-lihat tugas teman-temannya dan terkesan mengganggu ketertiban.  Banyak teman-temannya yang menganggap anak saya "berbeda dan aneh" sehingga terjadi "bulliying" terhadapnya. Saat dit