Langsung ke konten utama

To forgive and to love, jawaban untuk kemarahan


Apakah saya pemarah ? Hahaha bawaan orok saya siy... Saya orang yang agak galak sedikit, kata anak kesayangan saya. Jawaban itu mungkin karena dia gak mau saya marah juga siy hahaha... Yang kesayangan saya ini tidak tahu adalah, mommy "kesayangannya juga" ini adalah makhluk yang lebih sangat "senggol bacok" saat masih mudaaaa, hahaha..  
kezelllllll - dokumen pribadi

Kondisi mulai berubah saat saya mengikuti sebuah seminar dimana saya sangat terkesan dengan pembicaranya. Coba dehhhh, seandainya kita hanya memiliki waktu 1 menit dan harus menjawab pertanyaan dengan satu kalimat. Pertanyaannya adalah "Bagaimana supaya saya tidak bunuh diri karena saya sudah tidak tahu apa jalan keluar masalah saya." Catatan : kita tidak kenal si penanya dan tidak tahu sama sekali masalah dia. OK....  Apa jawabannya? Banyak dari kita berusaha menanyakan dulu, "emang kenapa, masalahnya apa, coba cerita dulu."


Pembicara ini menjawab langsung pertanyaannya dengan kalimat, "Maafkan semua orang yang membuat anda sangat sakit, maafkan diri anda sendiri dan ingat saja satu hal, bahwa di saat tidak ada orang peduli pada anda, ada Tuhan yang selalu mencintai anda." Dan jawaban itu seketika membuat saya merasa di tampar 500 kali dan menyadarkan saya tentang banyak kemarahan dalam diri saya, sebelum saya mengikuti seminar tersebut. Dalam banyak kemarahan saya, kebanyakan adalah karena saya memiliki "beban pembuktian" pada sekelompok orang untuk menjadi lebih ini dan lebih itu. Yang pada kenyataannya dari awalpun saya sadar bahwa mereka tidak sebagus yang mereka citrakan di kalangannya. Hahaha... kacau ya pemikiran masa muda....

Semenjak saat itu, saya belajar keras meninggalkan sikap pemarah, pemberontak dan pembangkang saya. Mudahkah ? Tidak... Jatuh bangun juga saya...Lalu kalau ditanya saat ini apakah saya masih sering marah ? Iya masih tapi bukan karena alasan yang aneh seperti masa-masa kelam itu. Hahaha... 

Kesayangan-kesayangan saya dirumah sudah hafal kebiasaan saya mengenai kemarahan. Kalau saya masih bawel sambil berteriak itu artinya saya masih dalam tahapan wajar dan mudah luluh hanya dengan sebuah pelukan dan ciuman. Jika saya sangat marah, saya akan diam sepanjang waktu dan itu lebih menyeramkan, sulit mengembalikannya. Hahaha...

Sekarang siy saya jauh lebih sabar dan mengerti bahwa setiap orang memiliki "beban" yang dengan perbuatannya, bisa mengakibatkan saya sakit hati dan marah. Yang mungkin berbeda dari orang lain, saya tidak berusaha menghindari orang yang membuat saya marah atau sakit hati. Saya belajar untuk menerima dan justru memaksakan diri untuk secara sengaja berbuat baik kepada orang tersebut.  Saya percaya bahwa timbulnya rasa marah itu harus di terima juga sebagai alat untuk melatih diri lebih sabar dan menjadi lebih baik. Bawaannya jadi sangat santai menghadapi berbagai hal looo... 

Saya memilih untuk berdamai, memaafkan dia dan memaafkan diri sendiri karena sudah "menyimpan sedikit dendam." Justru teman-teman mengatakan saya terlalu sering menyelesaikan segala sesuatu dengan senyum saja, sampai di beri julukan "si Cengier" saking bisanya nyengir doank. Kecuali apabila orang tersebut yang menghindari saya ya apa boleh buat siy... Itu kan pilihan beliau untuk menghindari saya dan saya tidak akan memaksa. Setiap orang kan memiliki "beban"nya masing-masing dan jika nama saya menjadi salah satu "beban"nya yaaa apa boleh buat yaaa... Hahaha... 

sejuknya air - dokumen pribadi

Kalau ditanya cara paling praktis dan cepat untuk mencegah saya menjadi terlalu marah siy saya melakukan hobby utama saya pastinya. Mau tahu ? Tidur atau jalan-jalan atau makan enak hahaha.... Tapi paling cepat buat saya adalah MANDI. Karena dengan mandi, rasa panas bisa luntur sedikit dan otak mulai dingin sehingga saya bisa tuh baik-baikin orang yang membuat saya marah sebelum mandi.

Kalau kamu apa kiatnya ?




Komentar

  1. kalau saya tidur mba. Hehee.. kayaknya klo dibawa tidur pikiran kosong 😂

    BalasHapus
  2. keren kiatnya kak, boleh dicoba

    BalasHapus
  3. Mengelola rasa marah memang perlu waktu. Intinya sih ikhlas dan mau memaafkan. Dan tiap orang punya durasi sendiri untuk bisa lulus menahan amarah.

    BalasHapus
  4. Kiat nya hampir sama ,,tapi mencegah marah saya biasanya keluar makan ice cream atau tidur haha.

    BalasHapus
  5. setuju dengan mandi membuat kepala jadi dingin

    BalasHapus
  6. Mba Mey, marah dalam diam itu yang paling kutakuti dari semua orang hihihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itu kalau dah di ubun2 bingitsssss teh.... Biasamya siy cuma sampe merepet aja... Hahaha

      Hapus
  7. Bener juga, sih.. Mandi bikin lemes otot yang tegang gara-gara emosi. Hehe.. thanks udah ngingetin, Mbak Agatha! :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yuppp..... Pake sabun wangi spesial lebih mantappppp Hahaha..

      Hapus
  8. Waaaah bener juga sich, maafkan, apa salahnya kan dengan memaafkan yaaa.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waktu saya masih mudaaaa siy susahhhhhh mbak. Sekarang lebih mudah Hahaha...

      Hapus
  9. Apalagi musim hujan kayak sekarang nih, asik banget buat mandi hujan, tidur dan makan. :) Hati tenang, badan mengembang. :)

    BalasHapus
  10. Tidur memang lebih mudah dan menyegarkan saat bangun, haha

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menghargai yang terlambat ? No way

Dua bulan ini saya menghadiri banyak acara bagus-bagus yang di selenggarakan oleh beberapa perusahaan besar. Senang rasanya karena banyak yang saya pelajari dalam berbagai acara tersebut. Dari berbagai acara yang saya hadiri, ada yang di kelola dengan baik tetapi secara rata-rata saya kecewa dalam satu point penting, yaitu mengenai jadwal di mulainya acara. Saya memang orang yang memiliki kejelekan "terlalu tepat waktu" sehingga saya selalu merasa terganggu dengan waktu yang tidak jelas dan tidak sesuai jadwalnya. Buat saya awal yang baik adalah kunci kesuksesan dan untuk sebuah acara, dan awal yang baik adalah mulainya acara tepat waktu. Tentunya selain keramahan panitia, menariknya acara itu sendiri, terpenuhinya kepentingan saya di acara tersebut, dll. dokumen pribadi Mengamati beberapa acara dalam dua bulan ini dan mengingat banyaknya acara yang saya hadiri di sepanjang kehidupan saya, jujur saya merasa ada yang salah dengan urusan waktu ini.  Untuk kesekian

Memilih kaca film untuk mobil

Kali ini saya ingin berbagi mengenai seluk beluk kaca film mobil. Buat saya pribadi, kaca film di butuhkan karena sebagai pengendara perempuan, risih rasanya jika terlihat langsung dari luar mobil saat berkendara dan juga agak serem jika terlihat sedang berkendara sendirian melewati jalanan sepi di malam hari. Kejahatan bisa terjadi dimana saja dan tidak memandang jenis kelamin siy, tetapi tetap saja kalau perempuan kayanya lebih dipilih sebagai sasaran empuk, yaaa...   Ternyata banyak juga kegunaan lain dari kaca mobil selain hal tersebut di atas. Saya mendapatkan informasi ini dari acara yang di selenggarakan oleh Mobil 123 sebagai  portal otomotif nomor 1  dan  V Kool Indonesia  bekerjasama dengan Indonesian Social Blogprerneur (ISB) pada hari Rabu, 26 Juli 2017 kemarin di V Kool Flagship, jalan Trembesi, Jakarta Utara. Jadi apa saja ya kegunaannya ?  Menahan sinar matahari masuk langsung ke dalam mobil Tanpa menggunakan kaca film, suhu dalam mobil saat parkir menjadi leb

Tingkatkan Kemampuan Anak Dengan Belajar Di Luar Kelas

Belajar untuk orang-orang jaman old itu duduk manis, tangan dilipat sambil melototin buku di depan mata, gitu deh.... Padahal sebagai orang yang pernah menjadi anak-anak, semestinya kita menydaari bahwa model belajar diluar kelas justru lebih melekat hasilnya. Tidak hanya terbatas untuk anak-anak; sebagai orang dewasa, kita juga lebih rileks berada di luar ruangan di bandingkan harus terkungkung dalam cubical ruang kantor toh? Anak saya adalah salah satu pecinta kegiatan belajar di luar kelas. Itu sebabnya saat dia masih SD, guru-gurunya sangat kerepotan dengan polahnya di kelas. Anak saya tidak bisa duduk manis di kelas dan diam. Pola belajar di sekolahnya saat itu sebagian besar di dalam kelas sehingga mengakibatkan dia agak tersiksa. Setiap saat dia berkeliling kelas, melihat-lihat tugas teman-temannya dan terkesan mengganggu ketertiban.  Banyak teman-temannya yang menganggap anak saya "berbeda dan aneh" sehingga terjadi "bulliying" terhadapnya. Saat dit